Rahbar: Sebagai Biang Krisis Timteng, Rezim Zionis Harus Dienyahkan

Masa depan Palestina harus diperjuangkan sendiri oleh rakyat sipil Palestina melalui gerakan intifadah, karena para elit politik formal Palestina terbukti sangat permisif, enggan menjadikan semangat Islam sebagai basis dan bahkan berkolusi dengan Israel. Rezim Zionis ini tidak layak dijadikan lawan dalam dialog dan perundingan karena bermaksud menghapus bangsa Palestina dari lembaran sejarah. Sebagai biang krisis, rezim ini harus dimusnahkan untuk kemudian ditampilkan pemerintahan yang dikehendaki rakyat Palestina sendiri. Demikian ditegaskan Rahbar dalam upacara pasukan sukarelawan Iran (Basij) Jumat 20 Oktober 2000 di sebuah tanah lapang di sekitar kota suci Qum. Berikut ini adalah bagian akhir pidato beliau upacara tersebut:

“Hadirin yang mulia, di Palestina pun juga terdapat pasukan rakyat (basij). Basij di Palestina yang sekarang menyedot perhatian dunia terjadi tatkala nasib persoalan Palestina berada di tangan sejumlah elit politik tertentu sedangkan rakyat tidak terlibat di dalamnya dan suara para pemuda tidak digubris. Nasib Palestina itu tak lain ialah kehinaan yang datang susul menyusul, mengalah dan mengalah, memberikan kesempatan kepada musuh, meninggalkan kubu-kubu pertahanan satu persatu untuk kepentingan musuh yang otoriter, agresor, arogan, dan bobrok. Basij terjadi manakala rakyat dikesampingkan.

“Para elit politik itu mengabaikan motivasi-motivasi hakiki yaitu motivasi keimanan yang telah mengeruk kepedulian rakyat. Sudah puluhan tahun mereka mengulur masalah Palestina. Pada awal-awal revolusi, sudah saya pertanyakan kepada salah seorang pemimpin Palestina yang datang ke Iran; ‘Mengapa Anda tidak menyuarakan slogan keislaman?’ Dia malah meminta uzur yang tak ada maknanya. Mereka memang tidak menghendakinya. Hati mereka memang tidak menaruh keyakinan kepada Islam. Namun, sudah 12 atau 13 tahun lebih rakyat Palestina terjun sendiri ke lapangan dengan semboyan-semboyan Islam sehingga musuh segera menyadari persoalan yang terjadi.

“Ketika intifadah di Palestina bermula pada dekade lalu, para musuh yaitu kaum Zionis dan rekan-rekan mereka dari AS segera merasakan bahaya yang mengancam mereka. Mereka memastikan bahwa gerakan ini harus dilenyapkan karena mengatasnamakan Islam. Mereka bermaksud menanganinya namun mereka tidak sanggup.

“Rezim Zionis di tanah pendudukan Palestina adalah rezim yang rasialis. Ini adalah rezim yang diciptakan oleh kekuatan-kekuatan politik dan ekonomi dunia. Pada prinsipnya, rezim ini diciptakan untuk membendung persatuan dan kejayaan Dunia Islam. Mereka tidak menghendaki umat Islam membentuk kesatuan besar yang bakal membahayakan mereka. Untuk inilah rezim Zionis diciptakan. Karena itu, mana mungkin rezim ini bisa diharapkan berlaku adil. Polos sekali orang-orang yang beranggapan bisa berunding dengan rezim Zionis karena bagi Israel setiap perundingan tak ubahnya dengan terbukanya satu kesempatan untuk melangkah maju. Orang-orang ini dulu membantu terjadinya perundingan-perundingan dengan Israel, tetapi sekarang mengaku membela Masjidil Aqsha. Inilah jadinya ketika seseorang tidak tahu apa yang harus diperbuat di depan sosok kekuatan yang represif kemudian rela ditekan AS dan kaum Zionis. Akhirnya, rakyat sendirilah yang tampil ke lapangan.

“Tiga pekan lalu, kedatangan seorang Zionis yang najis dan terkutuk ke Masjidil Aqsha telah menghilangkan kesabaran rakyat Palestina. Andaikata saat itu para pemimpin yang mengaku peduli terhadap masalah Palestina atau para pemimpin negara-negara Arab melakukan protes, rakyat Palestina pasti akan merasakan adanya orang yang meneriakkan suara mereka. Namun, masyarakat melihat bahwa mereka sendirilah yang harus terjun ke lapangan. Sekarang ini sudah tiga pekan berkobar api perlawanan di tanah-tanah Palestina. Saya katakan kepada para pemuda Palestina; ‘Ketahuilah bahwa kalian adalah adalah generasi yang sadar, generasi yang tampil di lapangan’ (Gerakan) mereka tidak mungkin bisa dipadamkan dengan bualan. Sekelompok orang telah melakukan kejahatan dan pembunuhan yang menggugurkan sejumlah para pemuda yang teraniaya. Namun, tumpahnya darah mereka adalah air yang menyuburkan kebangkitan dan revolusi Palestina. Ini bukanlah satu masalah yang bisa ditangani kekuatan arogan AS atau negara bonekanya, Rezim Zionis.

“Sebuah bangsa telah diusir dari rumah, tanah air, dan negeri mereka, sedangkan mereka yang tersisa di negeri ini dianggap asing. Bangsa yang seperti ini mana mungkin akan diam. Kekuatan-kekuatan arogan mencap Iran Islami sebagai penentang proses perdamaian. Kami memang menentangnya. Tapi perlu kalian (AS dan Zionis) ketahui bahwa seandainya Iran Islami pun tidak menentangnya dan seandainya tidak ada satupun bangsa dan negara dunia yang membantu bangsa Palestina, tetap merupakan ilusi kosong jika kalian berangan-angan bahwa ada satu bangsa yang bisa dihapus dari lembaran sejarah kemudian digantikan dengan satu bangsa buatan. Bangsa Palestina adalah bangsa yang berbudaya, bersejarah, memiliki latar belakang, dan berperadaban. Sudah ribuan tahun mereka tinggal di Palestina. Kemudian kalian datang mengusir mereka dari rumah, kampung halaman, dan lembaran sejarah mereka, lalu kalian mendatangkan kaum imigran, orang-orang galandangan dengan aneka ragam bangsa, dan orang-orang yang cuman mencari keuntungan untuk kalian jadikan sebuah bangsa. Ini tidak mungkin bisa berlanjut, dan sekarangpun sudah terlihat tanda-tandanya.

“Kata-kata awal saya mengenai Palestina ialah bahwa tidak ada satupun kekuatan di dunia ini yang sanggup memadamkan cita-cita kebebasan dan kembalinya Palestina kepada para pemiliknya di hati umat bangsa-bangsa muslim, khususnya bangsa Palestina. Hanya ada satu jalan untuk menanganinya. Sebagian orang melihat masalah Timteng sebagai krisis dunia dan mengatakan bahwa kita harus berusaha mengendalikan krisis Timteng. Kita tanyakan, cara apakah yang dapat memadamkan krisis Timteng? Hanya ada satu cara, dan itu ialah mematikan akar krisis. Apakah itu akarnya? Akarnya ialah rezim Zionis yang keberadaannya dipaksakan di Timteng. Krisis tetap akan menyala selagi akarnya masih berwujud. Jalan penyelesaiannya ialah pemulangan para pengungsi Palestina dari Lebanon dan dari berbagai wilayah lain yang mereka tinggali. Jutaan warga Palestina yang hidup di luar bumi Palestina harus kembali ke Palestina. Penduduk asli Palestina, baik muslim, Kristen maupun Yahudi harus menyelenggarakan referendum untuk memutuskan rezim manakah yang harus berdaulat di negara mereka.

“Penduduk asli Palestina adalah mayoritas mutlak warga muslim beserta sejumlah minoritas warga Yahudi dan Kristen. Orang-orang tua mereka hidup di Palestina. Yang perlu diterapkan adalah pemerintahan yang dikehendaki warga Palestina. Setelah itu, pemerintahan inilah yang akan mengambil keputusan untuk menyikapi orang-orang yang mendatangi Palestina dalam kurun waktu 40, 45, atau 50 tahun. Kalau mereka mau dibiarkan atau dipulangkan atau ditempatkan di lokasi tertentu, itu semua adalah hak pemerintah yang berdaulat di Palestina tersebut. Inilah jalan penyelesaian krisis, dan tidak ada jalan lain. AS pun, dengan segala kemampuannya, juga tidak akan sanggup berbuat suatu apapun. Apa yang bisa ia lakukan sudah ia lakukan, tetapi hasilnya ialah seperti yang dapat kalian saksikan sekarang. Kalian (AS dan Israel) tentu berang menyaksikan kebangkitan para pemuda, kegagah beranian kaum lelaki dan wanita (Palestina) serta semangat dan tekad rakyat yang teraniaya dan marah tersebut.

“Mereka (AS dan Israel) selalu ingin cuci tangan dari dosa-dosa mereka. Tetapi, Republik Islam Iran bukanlah pihak yang membangkitkan Palestina dan rakyat Lebanon. Yang menyebabkan kebangkitan dan intifadah adalah bangsa Palestina sendiri beserta penderitaan dan kegundahan yang sudah terakumulasi dalam diri generasi muda Palestina yang kini terjun ke lapangan dengan penuh harapan dan semangat. Kami memang menyanjung mereka dan menganggap mereka sebagai bagian dari diri kami. Kami memandang Palestina sebagai bagian dari tubuh Islam. Kami merasakan para pemuda Palessebagai saudara sedarah kami. Namun demikian, mereka sendirilah yang tengah melakukan intifadah.

“Perjanjian-perjanjian yang dijalin di Syarmussyaikh dan lain sebagainya antar pihak-pihak yang tak bertanggungjawab juga tidak memberikan efek apapun. Ini semua justru akan menjadi bahan yang memalukan para penjalin perjanjian-perjanjian tersebut.

“Dalam waktu dekat ini KTT Arab akan digelar. Saya merasa perlu memberikan himbauan kepada para pemimpin negara-negara Arab mengenai tanggungjawab besar yang mereka hadapi sekarang. Harapan umat Islam sekarang ini terarah kepada para pemimpin Arab. Dalam KTT Syerm El-Syaikh, AS berusaha berbuat sesuatu yang kiranya dapat mempengaruhi KTT Arab. Keputusan apapun yang bakal diambil dalam KTT Arab akan menjadi vonis yang kekal dalam sejarah. Para pemimpin Arab bisa meraih kebanggaan abadi untuk mereka sendiri dalam KTT ini dengan mengambil keputusan yang benar. Sungguhpun demikian, masalah Palestina tetap tak akan teratasi dengan konferensi-konferensi seperti ini. Hanya saja, konferensi-konferensi ini dapat menyodorkan kepada dunia apa yang dituntut oleh bangsa Palestina. Tuntutan bangsa Palestina yang paling kritis dan mendesak ialah diadilinya para pelaku pembunuhan bangsa Palestina dalam tiga pekan ini di mahkamah Islam atau Arab. Sosok najis yang telah melukai perasaan umat Islam dengan mendatangi Masjidil Aqsha harus diadili. Kota Baitul Maqdis harus dibersihkan secara total dari kaum Zionis, bangsa Palestina harus dibiarkan menentukan sendiri nasib dan masa depan mereka sendiri dengan penuh kebebasan. Ini semua adalah tuntutan-tuntutan kritis yang bisa dikemukakan oleh para pemimpin negara-negara Arab.

“Kepada saudara dan saudariku bangsa Palestina saya serukan, teruskanlah jihad kalian, lanjutkanlah keteguhan kalian! Ketahuilah bahwa tidak ada satupun bangsa yang dapat menggapai kehormatan, idenditas, dan kemerdekaannya kecuali dengan keteguhan dan perjuangan. Tidak akan ada musuh yang akan memberikan sesuatu kepada bangsa yang mengemis. Tidak ada bangsa yang dapat meraih sesuatu karena kelemahan dan tindakannya merunduk-runduk di depan musuh. Semua bangsa yang berhasil di dunia ini adalah bangsa yang memiliki kehendak, tekad serta keteguhan dan pantang merundukkan kepala. Sebagian bangsa tidak memiliki kemampuan seperti ini. Namun, bangsa yang menaruh keyakinan kepada Islam, kepada AlQuran, dan kepada janji Allah yang berbunyi: wal yansurunnallahu man yansuruhu (Dan Allah sungguh-sungguh akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya), pasti memiliki kemampuan ini.

“Himbauan lain dari saya ialah jangan sampai takluk kepada konspirasi musuh, karena yang ditargetkan musuh sekarang ini ialah perselisihan di tengah barisan bangsa Palestina, dan ini bahkan juga ditargetkan oleh unsur-unsur pengkhianat Palestina yang berkolusi dengan musuh. Elemen-eleman Hamas, Jihad Islam, dan Gerakan Fath yang diisi oleh kaum muda yang baru terjun ke lapangan, jangan sampai meninggalkan gelanggang. Semuanya harus bahu membahu. Para pimpinan (Palestina) yang membual untuk kepentingan musuh dan mengeluarkan instruksi, instruksinya sama sekali tidak layak didengar. Segenap elemen bangsa Palestina harus berpadu dalam orientasi semua kalangan yang ikhlas, mukmin, dan siap berkorban.

“Ketahuilah bahwa hati umat Islam menyanjung Bangsa Palestina yang kini menjadi pusat perhatian Dunia Islam. Umat Islam berdoa untuk mereka, dan jika pintu bantuan sudah terbuka, maka sekarang juga bantuan itu akan mengalir, baik di saat pemerintahnya menghendaki bantuan itu atau tidak. Umat Islam tidak akan membiarkan Palestina dan bangsa Palestina begitu saja. Umat Islam tidak akan memandang para pemuda Palestina dengan sebelah mata.

“Saya katakan pula kepada bangsa kami sendiri (Iran) bahwa berbanggalah dengan semangat dukungan dan pengorbanan untuk saudara-saudara kalian bangsa Palestina. Alhamdulillah, di tengah Dunia Islam kalian unggul dalam memberikan dukungan secara terbuka dan penuh kepada saudara-saudara kalian bangsa Palestina. Seluruh dunia mengetahui bahwa negara Iran yang Islami beserta segenap rakyat, pemerintah, kaum wanita dan lelaki di Iran sangat peduli dan peka terhadap masalah Palestina, dan kalau bisa mereka akan membantu. Betapa baiknya jika bantuan-bantuan keuangan dari masyarakat yang mampu dikumpulkan.

“Jika memang kita tidak bisa memberikan bantuan dari segi persenjataan dan tidak ada kemungkinan untuk mengirim tenaga manusia agar rakyat dan para pemuda bangsa ini dapat pergi ke sana, maka secara keuangan kita dapat mengirim bantuan kepada mereka demi mengobati sebagian penderitaan dan luka-luka yang mereka alami dan agar hati ibu-ibu mereka serta tekad ayah-ayah mereka terhibur oleh belas kasih ini. Kalian sudah menyaksikan sendiri bagaimana seorang bocah terbunuh dalam pelukan ayahnya. Ini bukanlah satu-satunya kasus, melainkan bagian dari banyak kasus-kasus lain.

“Sedemikian agungnya gerakan ini sehingga pengorbanan-pengorbanan ini tidak terlihat begitu besar di mata mereka sendiri, persis seperti pada masa perang yang dipaksakan (Irak terhadap Iran) dimana pengorbanan yang kalian berikan tidaklah tampak dimata kalian sendiri. Namun, pengorbanan kalian telah mengundang decak kagum dunia. Sekarang bangsa Palestina pun juga demikian. Pengorbanan tidaklah tampak di mata mereka sendiri, namun dunia takjum menyaksikannya. Satu syahadah, seperti syahidnya seorang bocah dalam pelukan ayahnya, adalah badai yang menerjang hati bangsa-bangsa dunia. Ini semua sangat bernilai.

“Ilahi, dalam kesempatan sebelum tengah hari Jumat ini, hari Wali dan Hamba Salih-Mu, Hazrat Hujjah Ibn AlHasan yang jiwa kami adalah tebusannya, kami bersumpah kepadanya, kepada keluarga Rasul, kepada wujud suci Rasul, dan kepada para auliya’. Ilahi, berikan pertolongan-Mu kepada rakyat Palestina dan segenap pejuang umat Islam di seluruh pelosok dunia.

“Ilahi, jayakanlah, tolonglah, dan sukseskanlah bangsa Iran. Demi Muhammad dan keluarganya, sukseskanlah dan teguhkanlah para pemuda sekarelawan (basij) kami dalam semua gelanggang. Musnahkanlah musuh-musuh Islam dan umat Islam. Teguhkanlah persatuan umat Islam dari hari ke hari. Ceriakanlah hati suci Waliyul ‘Asr yang jiwa kami adalah tebusannya saat menyaksikan kami, menyaksikan pertemuan ini, dan menyaksikan segenap bangsa Iran, khususnya kaum relawan basij. Relakan dan gembirakanlah jiwa suci Imam atas apa yang dilakukan oleh para pemuda mukmin ini. Liputkan doanya atas keadaan kami semua. Wassalamualaikum.Wr.Wb.”

Penterjemah: Moh. Moesa [Penyiar IRIB - Teheran]

 


index pidato rahbar