Allah yang
mengutus kenabian sampai akhirnya kepada Nabi Muhammad Saww, memutuskan bahwa [misi]
beliau harus diteruskan dan dijaga oleh para penggantinya yang akan memikul tugas
kepemimpinan dan suksesi setelah terminasi kenabian. Berikut ini dua belas imam, yang
jumlahnya secara tekstual ditentukan oleh Rasulullah Saww.*) yang diterima secara luas
oleh kaum Muslimin. Nama-nama mereka adalah sebagai berikut :
1. Imam Ali
bin Abi Thalib Al-Murtadha
- 2. Imam Hasan bin Ali
Al-Mujtaba
- 3. Imam Husain bin Ali
Asy-Syahid
- 4. Imam Ali bin Husain
As-Sajjad
- 5. Imam Muhammad bin Ali
Al-Baqir
- 6. Imam Jafar bin Muhammad
Ash-Shadiq
- 7. Imam Musa bin Jafar
Al-Kazhim
- 8. Imam Ali bin Musa
Ar-Ridha
- 9. Imam Muhammad bin Ali
Al-Jawad
- 10. Imam Ali bin Muhammad
Al-Hadi
- 11. Imam Hasan bin Ali
Al-Askari
- 12. Imam Muhammad bin Hasan
Al-Mahdi
- Ini menunjukkan sesuatu
yang alamiah bahwa kita harus, dengan nalar yang jernih serta jiwa yang bersih, mencoba
memperdalam hubungan spiritual kita dengan para pemimpin misi Islam dan melakukan studi
untuk menemukan lebih dan lebih banyak lagi perihal para pemimpin terkenal ini dalam
sejarah. Dengan suatu pandangan yang mencerahkan jalan perkembangan kita, semestinya kita
beroleh cahaya dari sejarah brilian ihwal sepak terjang Para Imam Ahlul Bait ini.
- Untuk alasan tersebut kami mengambil
kesempatan ini guna memberikan semacam penjelasan ringkas atas sejarah kehidupan Para Imam
Syiah salam atas mereka semua !
- Dalam ruang
terbatas yang tersedia bagi kami adalah tidak mungkin untuk memberikan sebuah catatan dari
kehidupan, gerakan, dan program dari setiap Imam secara terpisah. Kami meminta para
pembaca memusatkan perhatian hanya pada bagian-bagian yang terpenting dari kehidupan para
imam.
- Menurut laporan
dan catatan yang akan datang kami akan mendiskusikan gerakan umum dari peristiwa-peristiwa
dan hanya dari aspek-aspek gerakan itulah para imam mengambil bagian. Sebagai ganti
memberikan uraian mendetail atas kehidupan setiap imam, kajian akan dibuat dari sikap umum
dan kesan mereka dalam kehidupan secara menyeluruh.
- Kajian ini
disusun di mana kehidupan para imam dicermati dan dikaji sebagai suatu fenomena yang
koheren dan terpadu. Kita akan mendiskusikan karakteristik dari fenomena tersebut untuk
menemukan tujuan umumnya dan kebenaran alaminya serta untuk memahami keadaan yang berjalan
di dalamnya. Terakhir, kami akan memberikan catatan ringkas dari hal-hal penting dari
gerakan-gerakan para imam dan peranan yang mereka mainkan dalam sejarah manusia.
- Tentu saja, hal
ini tidak berarti bahwa kami berpikir hal itu tidak patut dengan menelaah kehidupan para
imam secara terpisah. Sebenarnya kajian yang mandiri atas bagian-bagian penting dari
setiap imam adalah sepenting memperoleh suatu pengetahuan yang menyeluruh dari kehidupan
para imam, sebagaimana yang akan kami coba lakukan sekarang. Sesungguhnya, adalah penting
bahwa kita untuk mengenal diri kita sendiri dengan kehidupan setiap imam secara individual
dan mempelajari bagian-bagian utama dari aktivitas serta cita-citanya sehingga pengetahuan
ini menjadi suatu pembuka kajian seperti yang kita cita-citakan sekarang. Kita mesti
melakukan kajian yang mandiri terhadap kehidupan setiap imam untuk mempersiapkan jalan
kita kepada kajian yang tepat dan menyeluruh dari kehidupan para imam sebagai suatu
fenomena yang koheren dan terpadu.
- Tatkala kita
melakukan kajian terhadap kehidupan para imam pada dua tataran ini, dalam tingkatan
pertama kita memperhatikan bahwa agaknya terdapat suatu perbedaan yang besar dalam cara
bagaimana mereka memimpin sendiri dalam berbagai situasi. Imam Hasan memutuskan suatu
perjanjian damai dengan Muawiyah. Sementara Imam Husain bangkit untuk memerangi
Yazid dan mengorbankan nyawanya. Kita menemukan bahwa Imam As-Sajjad menjalani seluruh
kehidupannya secara tertutup lewat doa dan ibadah, sedangkan Imam Al-Baqir mencurahkan
seluruh hidupnya dengan menyebarluaskan ilmu-ilmu kenabian, hadis-hadis, dan teologi
(tauhid).
- Namun jika kita
menengok kehidupan para imam dan karakternya dalam suatu pola yang terkoordinasi, kita
akan menemukan bahwa kehidupan mereka terangkai dalam satu benang merah, yang meliputi
sejarah mereka dan tidak ada kontradiksi ataupun ketidaktaatasasan (inkonsistensi). Kajian
seperti yang akan kita lakukan menampakkan sebuah kebenaran tunggal, sekalipun berbagai
aspeknya mampu dijelaskan secara berbeda dan dengan demikian bisa memberikan kesan yang
lain.
- Agaknya alasan
mengapa terjadi begitu banyak perbedaan dalam aksi-aksi para imam dapat dinisbatkan pada
perbedaan zaman, kondisi sosial, dan kesulitan-kesulitan yang para imam hadapi. Setiap
imam selama hidupnya dipertentangkan dengan berbagai persoalan dan kesulitan yang
seluruhnya berbeda antara satu sama lain dalam cara menghadapinya.
- Namun jika kita
mengambil pandangan umum dan total dari kehidupan para imam kita, kita bisa menggambarkan
hasilnya jauh lebih lebih menonjol daripada efek-efek yang bisa dihasilkan oleh kajian per
individu dari para imam, karena tentunya pada kajian yang umum kita menemukan suatu
harmoni yang dalam di antara semua tindakan para imam. Untuk menjelaskan noktah ini kami
akan memberikan sebuah contoh :
- Kita lihat bahwa
Amirul Mukminin Imam Ali selama kekhalifahannya mengumpulkan sahabat-sahabat Nabi
Suci dan meminta kepada mereka untuk menyimpulkan tentang apa yang mereka dengar dari Nabi
yang berkata mengenai imamahnya. Sejumlah besar sahabat berkata, "Ya, kami mendengar
bahwa Nabi Suci mengatakan secara tegas bahwa Anda adalah Imam."
- Lagi, kita
membaca dalam catatan kehidupan Imam Husain bahwa suatu ketika pada saat beribadah haji,
ia mengumpulkan para sahabat Nabi Suci yang masih ada bersama dengan sejumlah besar
tabiin dan meminta kepada mereka untuk menceritakan apa yang telah mereka dengar
dari Nabi perihal Ali dan Ahlul Baitnya.
- Lagi, kita
menyaksikan bahwa Imam Al-Baqir juga berulang kali melakukan tindakan serupa, dan meminta
para tabiin dan tabiin al-tabiin (pengikut dari para
pengikut) untuk memberikan kesaksian mengenai apa yang telah Nabi katakan berkenaan dengan
kepemimpinan Ali dan keturunannya.
- Ketika kita
mempelajari kehidupan para imam dan keselarasan tindakan-tindakan mereka, kita melihat
jenis tindakan dan aktivitas tersebut seluruhnya. Tiga tindakan tersebut diambil secara
berurutan oleh tiga generasi yang mewakili suatu rencana yang precalculated dan
koheren, dan saling berkomplemen satu sama lain. Gagasan tindakan berkesinambungan ini
adalah untuk mengingatkan berbagai generasi dan pada saat yang bersamaan untuk menjaga
sunnah dari penghapusan dan pelupaan.
- Keyakinan kita
tentang eksistensi dari kebijakan umum yang diikuti oleh para imam kita bukanlah suatu
pertanyaan yang hipotetis. Dengan demikian, adalah tidak penting untuk mencoba mencari
alasan-alasannya ataupun untuk mendiskusikan perihal peristiwa sejarah apa yang
mengantarkan para imam untuk mengikuti kebijakan umum. Peranan umum mereka merupakan
konsekuensi alami dari kekuatan keyakinan mereka atas keimamahan mereka, yang merupakan
suatu persetujuan umum kepada mereka semua. Tanggung jawab dan
syarat-syaratnya adalah sama, konsekuensi alami dari persetujuan umum seharusnya menjadi
suatu gerakan koheren, setiap bagian yang dalam keniscayaan sejarah harus berkomplemen
dengan bagian-bagian lainnya. Adalah hanya karena perbedaan waktu yang menjadikan
tindakan-tindakan yang diambil para imam tampil secara berbeda.
-
- PERANAN UMUM PARA IMAM
- Barangkali adalah
tidak penting untuk membuktikan bahwa metode misionari dari para imam kita adalah identik
dan bahwa mereka mengikuti garis tindakan yang wajar. Misi Islam menjadi ideologis dan
doktrinal, dengan jelas, adalah penting bahwa ada yang harus telah mewujudkan suatu
rencana yang pasti untuk membentengi ideologinya dari setiap jenis penyimpangan dan
menjamin perkembangannya dalam seluruh waktunya.
- Berdasarkan titik
tolak ini bahwa kepemimpinan ideologis dari masyarakat manusia dipercayakan kepada para
imam, yang telah mencapai kedudukan spiritual, evolusi ideologis, dan memperoleh derajat
kemaksuman [yakni] alasan kekebalan mereka dari setiap dosa dan kesalahan. Inilah alasan
mengapa mereka berada dalam kedudukan [sebagai imam] yakni, untuk membimbing dan mengawasi
gerakan ideologis masyarakat.
- Bagaimanapun,
ketika mendiskusikan peranan umum dari para imam dan sejarah penderitaan mereka, kita
tidak bermaksud untuk memperlakukan pemerintahan lahir mereka dan menganalisis pengalaman
tersebut melalui Islam yang melintasi seluruh kehidupan mereka. Peristiwa-peristiwa
menyakitkan yang terjadi menyusul wafatnya Nabi Islam menggusur para pemimpin Islam yang
sejati dari peta pemerintahan. Tugas membimbing dan menjalankan hukum Islam jatuh kepada
sebagian besar orang-orang yang menyimpangkan Islam dari jalan yang sebenarnya dan
menjauhkan masyarakat Muslim dari ajaran Islam. Bagaimanapun, kita hanya ingin
mendiskusikan kedudukan umum dari para imam dan seluruh kebijakan yang diikuti oleh mereka
selama sejarah agung mereka. Kita akan menganalisis tahap-tahap yang dilalui mereka untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan di mana misi Islam dikonfrontasikan, dan menjelaskan apa
yang telah mereka berikan demi kelangsungan ideologi Islam.
- Dalam alur kajian
kita perihal peranan umum para imam kita menjumpai kesan yang keliru yang hal itu tidak
lebih daripada mitos. Secara umum kaum Syiah percaya bahwa para imam semuanya
melewati keseluruhan hidup mereka dengan ketertindasan. Mereka dipinggirkan dari
pemerintahan dan mengalami banyak penderitaan dan tirani. Orang-orang ini berpikir bahwa
peranan para imam sepanjang hidup mereka adalah buruk, dan seperti seseorang yang memiliki
rumah yang diperebutkan dan yang tidak mempunyai harapan untuk mendapatkan kembali.
- Suatu analisis
dari kehidupan para imam akan menunjukkan bahwa tidak hanya pemikiran yang sesat dan
keliru, namun sudut pandang praktis juga sangat berbahaya dari pengikut-pengikut para
imam. Suatu pandangan dari kebijakan para pemimpin ummah akan mengantarkan kepada
kesimpulan yang mereka tidak mempunyai tugas sosial, bahwa mereka telah kehilangan seluruh
harapan akan adanya kekuasaan pemerintahan. Dengan demikian, kita merasa bahwa adalah
tugas kita untuk meluruskan pemikiran keliru ini dan mengidentifikasi noktah-noktah yang
mengarah kepada kekeliruan tersebut. Untuk membuat hal itu jernih yang selama kehidupan
mereka para imam memainkan suatu peranan aktif dalam mempertahankan misi dan akidah
mereka, kami mengusulkan untuk mengkaji kehidupan mereka sebagai kekuatan penggerak
sejarah manusia.
- Sekalipun para
tiran masa itu memperlakukan berbagai tindakan curang dengan menyingkirkan para imam dari
pemerintahan, para imam berdasarkan tuntutan mereka sendiri bertanggung jawab dalam
mempertahankan misi Islam dari setiap penyimpangan dan menjaga ajaran-ajaran aslinya,
untuk menjamin ketaatan kepada perintah-perintah agama. Kapanpun terdapat penyimpangan
atas ajaran Islam pada masyarakat, atau masyarakat dibenturkan dengan berbagai kesulitan
yang mengancam posisi Islam dan para penguasa masa itu tidak dapat memecahkan masalah,
para imam sejati-terbimbing dengan pandangan kemaksuman mereka mengambil langkah yang
tepat untuk menghindarkan bahaya tersebut.
- Ringkasnya, para
imam Syiah salam atas mereka semua mencurahkan kemampuan mereka untuk
menjaga karakter masyarakat Islam, melindungi doktrin-doktrin yang benar dan menyaksikan
bahwa penyimpangan tidak tumbuh ke arah ancaman kepada ideologi itu sendiri. Apa yang kami
maksud adalah bahwa mereka memainkan peranan positif dalam mengawal
kepentingan-kepentingan Islam dan kaum Muslimin serta dalam mempertahankan doktrin-doktrin
dasar agama.
- Peran mendasar
ini secara jelas terlihat dalam kehidupan Imam Ali. Kita melihat bagaimana beliau
melindungi masyarakatnya dengan berani dari penyimpangan dan memainkan peranannya secara
positif.
- Suatu ketika
Umar bertanya kepada masyarakat dari mimbar bagaimana mereka akan memperlakukannya
jika ia menyimpangkan kebenaran kepada kesalahan. Adalah Ali, Imam pertama kaum
Syiah, yang secara tegas berkata : "Kami akan meluruskan kesalahanmu dengan
pedang."
- Kita juga
menyaksikan bagaimana Imam Husain, putra Imam Ali yang taat, mencegah bahaya
penyimpangan Islam. Ketika Yazid bin Muawiyah memutuskan menghapus ajaran Islam,
beliau menghindarkan bahaya ancaman dengan membentuk pasukan pertahanan dan mempertaruhkan
nyawanya sendiri.
- Kita menyaksikan
tatkala pemerintahan di zamannya menemukan dirinya sendiri tidak dapat mengatasi suatu
masalah yang menghadangnya, Imam As-Sajjad, menganggap kenyataan bahwa pemerintahan
tersebut merupakan pemerintahan-bandit yang kemudian beliau bangkit pada kesempatan
tersebut dengan ketenangan yang besar dan melindungi besar kedudukan Islam.
- Rincian fakta tersebut adalah bahwa
selama kekuasaan Abdul Malik bin Marwan, kaisar Romawi menulis surat kepada khalifah, yang
mengakui dirinya sendiri tidak mampu untuk menulis suatu jawaban yang tepat sebagai
balasan atas surat kaisar Romawi. Imam Sajjad menyusun suatu jawaban yang itu melindungi
kedudukan pemerintahan sebaik martabat bangsa Muslim.
- Selama kekuasaan
Hisyam bin Abdul Malik pemerintahan kafir Romawi mengancam kedaulatan dan kemerdekaan
pemerintahan Muslim. Hisyam bermaksud memberlakukan mata uang Romawi di atasnya. Imam
Al-Baqir, Imam kelima Syiah, menghadang ancaman tersebut dengan mengusulkan mata
uang Islam kepada Hisyam dan kemudian menyelamatkan kemandirian ekonomi masyarakat Muslim.
- Jadi kita
menemukan bahwa para imam memainkan peranan utama dan agung mereka dengan melindungi
masyarakat Islam dan pemerintahan Muslim dari kesalahan-kesalahan dan kegagalan-kegagalan
pada suatu waktu ketika mereka berada dalam konflik yang serius dengan pemerintahan-bandit
ini dan menentang pemerintahan tersebut gigi dan kuku, sekalipun penentangan mereka
kebanyakan bersifat pasif dan mereka tidak berjuang dengan kekuatan militer. Bagaimanapun,
mereka menjalankan peranan positif dengan memperjuangkan ajaran-ajaran Islam sekaligus
melindungi nilai-nilai, moral serta doktrinnya.
- Sebagai
pemerintahan brutal para penjarah mencoba untuk mengaburkan citra Islam dengan memasukkan
berbagai penghapusan, misi dari para imam sejati adalah untuk memperbaharui citra Islam
dan menjelaskannya melalui ikhtiar-ikhtiar mereka yang tak kenal lelah atas perbedaan di
antara Islamnya Nabi Suci dan Islamnya para khalifah. Setelah itu mereka menyebarkan Islam
pada masyarakat umum, dan membersihkan ajaran Islam dari distorsi para khalifah.
- Hal ini tampak
menjadi dalam ketegaran masalah-masalah untuk sekadar menyebutkan contoh kecil guna
menjelaskan noktah ini dan memberikan sorotan pada tahap di mana para imam bekerja guna
melindungi masyarakat dari penyimpangan-penyimpangan [yang dilakukan] para khalifah.
- Ingat kembali
dalam pikiran Anda gambaran berikut : Imam Musa bin Jafar Al-Kazhim, imam ketujuh
Syiah, berada di dalam penjara khalifah [Harun Al-Rasyid pent.] Nyawa beliau
dalam bahaya. Raganya begitu merapat ke tanah ketika ia bersujud selama shalat seakan-akan
selembar kain yang tergeletak di atas tanah. Tak seorang pun yang menduga bahwa sebenarnya
seorang manusia suci sedang bersujud. Atas hal ini kepada Imam seorang utusan khalifah
datang dan berkata : "Khalifah menyesali atas apa yang terjadi. Dia telah
memerintahkan pembebasanmu, silakan Anda sendiri datang ke hadapan khalifah. Kemudian
minta maaflah dan tariklah hatinya."
- Imam Musa
tiba-tiba marah dan menolak dengan angkuhnya tawaran tersebut. Beliau lebih siap untuk
diracun, namun tidak sudi membantu pemerintahan egois yang berhasil dalam tujuan-tujuan
khianatnya. Dia tidak akan pernah mengizinkan aksi-aksi keji dan kotor dari pemerintahan
despotik mengambil kesucian dan dengan cara demikian mencemari misi Nabi Suci.
- Kembali kita lihat bahwa para imam
memainkan peranan aktif dan positif dalam fruktifikasi dari wilayah doktrin masyarakat
Islam. Mereka mengabdikan hidup mereka kepada Allah semata dan berdiri sebagai benteng
melawan derasnya penyimpangan yang mengancam tujuan misi Islam. Mereka tidak mengizinkan
umat Muslim diasingkan dari kejayaan-kejayaan Islam yang sejati di dalam pergerakan samawi
awal.
- Pemimpin-pemimpin
besar tersebut membuat semacam peraturan di mana mereka dapat menetralisir setiap rencana
curang yang dibuat untuk melawan Islam dan kaum Muslim. Mereka melindungi masyarakat
Muslim yang baru-didirikan dari setiap penyimpangan. Dengan alasan ini, Imam Kesebelas
Hasan Al-Askari, sewaktu beliau tinggal di Madinah, mengingatkan Al-Kindi dari
kesalahpahamannya. Al-Kindi adalah seorang intelektual Arab, yang menulis kitab berjudul Mutanaqidhat
Al-Quran. Ketika laporan perihal kitab ini sampai kepada Imam, Imam memanggil
Al-Kindi, dan menyakinkan Al-Kindi bahwa kitabnya itu tidak mempunyai pijakan yang sahih
dan memiliki kesalahan yang menyolok.
-
- PENGABDIAN IMAM KEPADA UMAT
- Kisah kehidupan
para imam memberikan kesimpulan yang cukup guna memperlihatkan bahwa mereka mempunyai
perhatian khusus terhadap kepentingan umat dan mengabdikan seluruh hidup mereka untuk
membimbing masyarakat.
- Bagaimanapun,
kita harus ingat bahwa para imam tidak memperoleh kepemimpinan dari umat Muslim hanya
secara kebetulan. Ataupun mereka tidak mendapatkan kedudukan ini dengan mudah karena
kekerabatan mereka dengan Nabi Suci. Ada banyak orang yang juga mempunyai hubungan
kekerabatan dengan Nabi Suci, namun tak seorang pun di antara mereka dapat mencapai
kedudukan yang serupa. Sebenarnya ini disebabkan pengkhidmatan mereka kepada umat dan
upaya-upaya mereka yang sungguh-sungguh demi kejayaan Islam di mana komunitas Syiah
menerima mereka, dengan sepenuh hati, sebagai imam mereka. Sekalipun pemerintahan para
khalifah melakukan tindakan-tindakan yang sepenuhnya mencegah para imam dari memikul
kepemimpinannya, umat tetap menerima mereka sebagai para pemimpinnya.
- Orang-orang
menyaksikan bagaimana imam bekerja keras demi mereka. Mereka percaya bahwa imam adalah
dari mereka dan untuk mereka. Setiap saat mereka merasakan kehadiran imam. Imamlah jawaban
atas setiap dan seluruh persoalan mereka. Ini disebabkan pengetahuan dan perasaan bahwa
kepemimpinan dari para imam diterima. Karena alasan ini Ali menjadi teladan bagi manusia,
yang bangkit memprotes Utsman. Cerita yang sama diulang selama masa-masa para imam
lainnya.
- Imam Ketujuh Musa Al-Kazhim, berkata
kepada Harun Al-Rasyid : "Harun, engkau harus tahu bahwa engkau menguasai tubuh-tubuh
manusia, namun aku menguasai hati-hati mereka."
- Betapa Abdullah
bin Hasan berkata kepada Imam Ash-Shadiq merupakan saksi hidup atas fakta ini. Ketika
Abdullah mengharuskan orang-orang agar menyerahkan baiat mereka kepada anaknya,
Muhammad, dia datang kepada Imam Ash-Shadiq dan berkata : "Jika Anda menerima
permohonanku dan membaiatmu, tak seorang pun akan ragu-ragu untuk melakukan hal yang
sama. Tidak ada dua orang, apakah dari kalangan Quraisy maupun bukan-Quraisy, yang akan
bertemu untuk bersepakat denganmu."
- Pernyataan ini
menunjukkan bagaimana perhatian orang-orang kepada para imam sejati mereka. Kesetiaan
serta ketaatan mereka adalah buah dari perhatian khusus di mana para imam memahami
kemakmuran dan kesejahteraan umat dan penderitaan yang mereka alami demi kejayaan Islam
dan kaum Muslim.
- Memikirkan
peristiwa sejarah Islam yang termasyhur yang didorong penyair Arab tersohor, Farazdak,
untuk membacakan syair pujian tentang Imam Ali Zainal Abidin, Imam keempat. Secara jelas
peristiwa ini menunjukkan bahwa kebesaran pemerintahan Hisyam [penguasa dari Dinasti
Umayyah waktu itu red.] dan kekuasaannya tidak dapat membuat dirinya dikasihi oleh
hati-hati rakyatnya ataupun membujuk mereka untuk memyediakan jalan bagi Hisyam menuju
Hajar Al-Aswad.
- Pada sisi lain,
pengaruh spiritual dari keluarga suci begitu meliputi sehingga segera Imam Zainal Abidin
tiba di halaman Rumah Allah, orang-orang memberikan jalan kepada beliau untuk mencium
Hajar Al-Aswad dengan mudah dan khidmat.
- Sejarah
mengatakan bahwa suatu saat sekelompok manusia yang marah mengepung istana Makmun,
memprotes tindakan yang dilakukan terhadap Imam Kedelapan, Imam Ar-Ridha. Makmun begitu
takut sehingga ia harus mencari pertolongan kepada sang imam sendiri agar menenangkan
massa.
- Kepada Makmun,
Imam berkata : "Engkau yang berbuat atas umat Muslim, engkau pula yang menguasai,
engkau seharusnya takut kepada Allah. Engkau telah mengabaikan kepentingan kaum Muslim dan
telah mempercayakan persoalan-persoalan mereka kepada orang-orang yang tak layak untuk
tugas tersebut. Perintah-perintah Allah berkaitan dengan kaum Muslim dilalaikan."
- Ini merupakan
beberapa contoh kepemimpinan populer dari para imam di dalam masyarakat di mana mereka
tinggal. Kepedulian khusus mereka atas masalah-masalah umat menunjukkan bahwa para imam
kita menjalankan peranan positif di dalam masyarakat mereka dan bahwa mereka
mempertahankan Islam dan membimbing kaum Muslimin penuh semangat (energetik) dan efektif.
-
- PERANAN POSITIF PARA IMAM
DALAM HUBUNGAN DENGAN PARA PENGUASA
- Adalah mungkin
untuk menelaah kehidupan para imam dari matra yang lain dan mencapai kesimpulan yang sama
di mana kita sampai pada diskusi kita sebelumnya. Kita tahu bahwa aktivitas para imam,
terutama selama masa imamah mereka luar biasa menakutkan pemerintahan-pemerintahan pada
waktu itu. Jiwa-jiwa para oenguasa disarati dengan ketakutan yang sangat. Inilah alasan
mereka untuk selalu menjaga para imam di bawah pengawasan yang ketat dan mencoba
memutuskan hubungan para imam dengan manusia pada setiap tingkatan. Ketika semua
pengawasan dan kontrol ini gagal untuk menghasilkan akibat yang diinginkan, para penguasa
berusaha untuk mengantarkan para imam kepada kematian.
- Ini bukan suatu
kesempatan semata bahwa para tiran melakukan semua tindakan ini. Apakah mereka membunuh
para imam hanya sebagai hiburan (pastime) ? Tentu saja jawabannya adalah negatif.
Apakah peranan para imam di masyarakat tidak positif, para penguasa yang criminal-minded
tidak akan mengambil resiko untuk kehormatan dan kedudukan mereka dengan melakukan
tindakan-tindakan yang zalim ?
- Sebenarnya para
penguasa yang jahat tersebut menyadari situasi tersebut secara sangat bagus. Mereka tahu
dari sisi yang mana mereka mengancam. Mereka menyaksikan peranan aktif dan positif dari
para imam dalam perspektif hakikinya, sehingga memutuskan untuk mengantarkan para imam
kepada maut dengan darah dingin.
- Kesyahidan,
pembuangan, dan hukuman penjara terhadap para imam merupakan saksi hidup atas fakta bahwa
setiap momen kehidupan mereka dikhidmatkan kepada usaha, aktivitas, dan penyebaran gerakan
mereka.
-
- APAKAH PARA IMAM SANGAT
MENGINGINKAN KEKUASAAN ?
- Satu-satunya
persoalan yang tetap tidak terjawab dan seringkali datang kepada pikiran orang-orang
adalah apakah seluruh aktivitas para imam bertujuan untuk merebut kekuasaan dan
menggulingkan para penguasa penjarah dan despotik, ataukah mereka hanya berusaha untuk
mempertahankan Islam, melindungi kepentingan umat Muslim, menjaga Islam dan kaum Muslim
dari penyimpangan ?
- Persoalan ini
memerlukan jawaban yang mendetail yang tidak sesuai dengan artikel ini.
- Sejumlah besar hadis yang telah
sampai kepada kita menunjukkan bahwa mereka tidak menganggapnya cukup untuk mengerahkan
suatu revolusi bersenjata dan membentuk suatu pemerintahan. Mereka tidak yakin bahwa untuk
membangun suatu pemerintahan yang adil adalah cukup. Dalam pandangan mereka kebijakan yang
benar adalah menyuntikkan semangat Islam yang hakiki kepada umat dan mempersiapkan umat
agar mereka meyakini imamah serta kemaksuman mereka secara wajar sebelum melakukan gerakan
bersenjatan dan menggulingkan pemerintahan-penjarah. Para imam berpikir itu penting di
mana manusia mesti menganggap ketaatan kepada Islam sehingga mengikat mereka dan memahami
tujuan-tujuan penting atas kepemimpinan mereka. Hanya pada basis ketaatan ini berikut
pemahaman atas suatu pemerintahan dari imam yang dapat dibangun dan, pada akhirnya,
pencapaian-pencapaian dari suatu gerakan revolusioner umat Muslim dapat dilindungi.
- Anda harus
mendengar kisah dari seorang laki-laki dari Khurasan, yakni Sahl bin Hasan, yang datang ke
Imam Ash-Shadiq dan meminta beliau memberikan dukungan kepada gerakan revolusioner
Al-Khurasani. Imam tidak memberikan jawaban segera kepadanya dan memutuskan untuk menguji
iman serta ketaatan Sahl. Suatu saat Imam meminta Sahl untuk masuk ke dalam pertungkuan
yang penuh api. Al-Khurasani sangat ketakutan. Ia mundur daripada masuk ke dalam tungku
api. Pada saat yang sama, Abu Bashir (atau Harun Al-Makki, menurut Syeikh Abbas Al-Qummi
dalam Muntahul Amal), salah seorang sahabat Imam Ash-Shadiq, datang dan mendengar
perintah Imam. Ia tanpa keraguan sedikitpun masuk ke dalam tungku api tersebut. Imam
berpaling kepada orang Khurasan itu dan bertanya kepadanya : "Berapa banyak Abu
Bashir yang Anda miliki di Khurasan ?" Jadi, Imam menolak usulan serta permintaan
dari Sahl itu.
- Dengan alasan ini
pula Imam Ali dapat menerima kekuasaan [pasca-kekhalifahan Utsman red.], karena pada
masa-masa tersebut ada sekelompok Muslim yang memiliki kognisi tentang imamah dan mematuhi
Imam.
-
- KETAATAN KAUM SYIAH
KEPADA IMAMAH
- Kita tahu bahwa
tujuan umum dari para imam kita dalam seluruh hidup mereka adalah memberikan perlindungan
kepada masyarakat Islam dari penyimpangan dan dekadensi. Noktah ini, sebagaimana telah
kami jelaskan, mengimplikasikan beberapa aspek dari peranan umum mereka. Namun ada satu
aspek yang belum dirujuk begitu jauh. Ini merupakan aspek pengawasan terus menerus mereka
berupa pendidikan serta pelatihan khusus terhadap para pengikut mereka.
- Para imam kaum
Syiah selalu memelihara kontak langsung dengan para pengikut mereka, secara total
mengontrol perilaku mereka. Dalam banyak kesempatan, mereka memberikan dukungan atas
posisi mereka di masyarakat. Mereka membuat usaha-usaha keras guna memperluas wawasan
pengikut-pengikut mereka dan memandu mereka dalam segala hal menuju jalan lurus Islam.
Tujuan mereka adalah untuk mengangkat para pengikut mereka kepada tingkat orang-orang
beriman dan tentara-tentara yang bertanggung jawab serta para perintis yang tekun agar
mengetahui tugas-tugas mereka dan sudi untuk mempertaruhkan nyawa mereka demi Islam.
- Ini bukan
penegasan sambil lalu belaka. Suatu kajian ringkas tentang kehidupan para imam akan
menunjukkan betapa semangat dan gairah mereka pompakan kepada para pengikut mereka. Kadang
kala mereka memberikan perhatian bahkan kepada perbedaan-perbedaan personal mereka serta
kesulitan keuangan.
- Kita menemukan
suatu contoh atas intervensi mereka dalam masalah-masalah pengikut mereka seperti
Mualli ibn Khunais. Banyak hal lain pada catatan tentang perintah-perintah yang
diberikan oleh para imam kepada para pengikut mereka berkaitan dengan persoalan-persoalan
pribadi mereka. Tentu saja, perintah-perintah ini bervariasi sesuai dengan kebutuhan
zaman, tempat, dan kenyataan hidup yang dihadapi.
- Kami berpikir
bahwa hal ini sangat cukup untuk tujuan kami yang disebutkan di awal. Kami telah
memunculkan noktah-noktah penting guna memberikan dorongan kajian atas kehidupan para
imam. Diharapkan diskusi singkat ini akan membantu yang lain untuk mengadakan investigasi
lebih jauh dan membuka cara-cara pendekatan baru kepada kehidupan para imam.
- Akhirnya, kami
memohon Allah agar menjadikan kita semua menjadi para pengikut sejati para imam, hidup di
bawah bimbingan mereka dan tinggal dengan standar yang ditetapkan oleh mereka.[]
- ____________________
- (Diterjemahkan dari Role of the
Shiah Imams in the Reconstruction of Islamic Society pada buku Introduction
to Islamic Political System karya Muhammad Baqir Ash-Shadr, hal.86-100).
-
- *Shahih Bukhari, hal. 175
cetakan Mesir; Shahih Muslim, jilid 2, hal.191, cetakan Mesir; Shahih Abu Dawud,
jilid 2, hal. 207 cet. Mesir; Shahih Tirmidzi, jilid 2, hal.45, cet. Delhi; Musnad
Ahmad bin Hanbal jilid 5, hal.106, cet. Mesir; Mustadrak Al-Hakim, jilid 2,
hal. 618, cet. Hyderabad.
|