|
DI
HARI KIAMAT SELURUH MANUSIA AKAN DITANYA EMPAT HAL
Ustadz Husein Alkaff
Pada kesempatan
malam ini, ada baiknya kita menyimak sabda-sabda orang-orang
suci, khususnya Rasulullah Saww. Ucapan beliau merupakan
petunjuk untuk kita semua. Kata-kata beliau adalah cahaya
kenabian yang menyinari jalan di tengah kegelapan dunia.
Sebaik-baiknya masalah dan bahasan yang kita bicarakan
dan kita resapi pada malam ini, adalah kita mengingat
kembali dan mempelajari sabda-sabda Rasulullah Saww dan
mutiara-mutiara yang keluar dari bibir beliau Saww. Kita
yang mengaku sebagai pengikut beliau adalah penting untuk
selalu mengingat kembali pesan-pesan yang diberikan oleh
Rasulullah Saww.
Tentu kita
sadar bahwa alangkah banyaknya petuah-petuah dan pesan-pesan
yang di berikan untuk kita semuanya demi kebahagiaan kita
di dunia dan di akhirat. Beliau adalah seorang Nabi yang
sangat cinta dan sayang kepada umatnya. Kita berharap
agar kita semua bisa bersama beliau menikmati telaga kautsar
yang Allah janjikan untuk beliau.
Beberapa hari
yang lalu kita memperingati hari kelahiran Rasulullah
Saww. Kita berusaha agar peringatan-peringatan semacam
itu tidak berlalu begitu saja tanpa kita meresapi dan
merenungkan segala apa yang beliau pesankan untuk kita
semuanya. Hal itu sebagai hak beliau dan sekaligus sebagai
kewajiban kita terhadap Rasulullah Saww.
Dari sekian
banyak karunia dan kenikmatan yang Allah Swt. berikan
kepada umat manusia, kehadiran Rasulullah Saww. di tengah
mereka merupakan karunia Allah Swt. (luthf) yang paling
besar. Karunia yang lebih besar dari yang kita pahami
atau kita bayangkan. Beliau adalah insan kamil, seorang
yang sempurna, sementara kita adalah manusia yang sangat
kurang.
Tidak mungkin
kita yang terbatas ini dapat meliputi sesuatu yang tak
terbatas. Adalah Rasulullah Saww telah sampai kepada maqam
yang sangat tinggi sekali. Ketika mi'raj, beliau sampai
mendekati maqam yang sangat tinggi, yang tidak bisa diikuti
oleh malaikat Jibril sekalipun. Hanya beliaulah yang bisa
sampai ke puncak yang sangat tinggi. Kenyataan itu menunjukkan
ketinggian dan kehebatan maqam Rasulullah Saww. Tidak
mungkin manusia seperti kita dapat mengungkapkan segala
kehebatan dan keutamaan yang ada pada diri Rasulullah
Saww. Selama ini kita hanya kenal nama beliau saja, "
Muhammad bin Abdillah ". Kita hanya mengetahui sejarah
beliau saja; kapan beliau lahir dan wafat. Kita hanya
mengetahui, siapa putra-putri beliau, dan bagaimana beliau
berjuang. Selain itu, kita tidak mengetahui siapa Rasulullah
Saww. itu sebenarnya. Jadi, yang kita ketahui hanya kulitnya
saja.
Pada kesempatan
kali ini, kita berusaha sedikit demi sedikit mempelajari
kembali pesan-pesan yang dibawa oleh Rasulullah Saww.
Ada sebuah hadis yang insya Allah ada manfaatnya buat
kita semua, yang berbunyi : "Di saat hari kiamat tiba,
sebelum kaki manusia beranjak, maka akan dipertanyakan
empat pertanyaan. Seluruh manusia akan dipertanyakan oleh
Allah dengan empat pertanyaan dan mereka harus menjawab
empat pertanyaan ini. Namun yang akan menjawab empat masalah
ini bukan lisan manusia, tetapi sikap dan tindak-tanduk
mereka selama di dunia, karena pada hari itu lisan manusia
akan ditutup." Yang akan berbicara adalah anggota badan
lainnya selain lisan. Apa pertanyaan yang akan Allah sampaikan
kepada kita ? Pertama, adalah tentang usia. Usia atau
umur adalah sebuah anugerah yang Allah berikan kepada
manusia. Usia ini akan dimintai oleh Nya pertanggung jawabannya.
Kitapun harus menjawabnya, untuk apa kita pakai usia ini
? Apakah untuk hal-hal yang diperintahkan Allah Swt. ?
Apakah kita pakai untuk ketaatan, kebaikan dan ketaqwaan
? atau justru sebaliknya kita pakai untuk hal-hal yang
menjadikan Allah murka, kemaksiatan, kedurjanaan, kelalaian
terhadap perintah-perintah Allah Swt dan larangan-larangannya.
Segala yang
kita lakukan dari jam ke jam, dari hari ke hari, dari
minggu ke minggu, dari bulan ke bulan, dari tahun ke tahun,
sampai kita meninggal dunia, semua itu akan dipertanyakan
oleh Allah Swt. Apa yang kita kerjakan selama hidup di
dunia ini ?. Yang akan menjawab pertanyaan ini bukan lisan
kita, tetapi anggota badan kita selain lisan. Andaikan
kita selama hidup di dunia ini banyak mengerjakan kebaikan
dengan ikhlas, maka kita akan menjawabnya dengan benar,
karena di sana tidak ada kesempatan untuk berbohong dan
berdusta kepada Allah Swt. Kedua, tentang bagian yang
khusus dari usia manusia. Yaitu tentang masa muda. Kalau
pertanyaan yang pertama sifatnya umum, sejak masa akil
baligh sampai mati. Masa muda itu akan dipertanyakan secara
khusus. Bagaimana seseorang melewatkan masa mudanya ?.
Allah Swt. tidak akan mempertanyakan masa tua, atau bagaimana
mengakhiri masa tuanya ? Allah Swt. tidak menanyakan masa
kanak-kanak, tetapi masa muda. Karena masa muda adalah
saat orang berada pada puncak ketegaran fisik dan kecerdasannya.
Dalam usia muda, seseorang dapat mengerjakan banyak hal
yang tidak mungkin dikerjakan oleh orang yang sudah tua
karena fisiknya sudah lemah, dan anak kecil karena akalnya
belum sempurna.
Ketika dia
punya badan sehat, apakah dia gunakan untuk membantu fakir
miskin ? Apakah dia menyantuni orang-orang yang perlu
bantuan ? atau sebaliknya dia pakai untuk memukul orang-orang
yang tak bersalah, bermain hura-hura, membuang waktu begitu
saja, membuang tenaga untuk hal-hal yang sifatnya merugikan
dia dan juga merugikan orang lain.
Ketika dia
punya kecerdasan dan otak yang masih segar, apakah dia
memikirkan hal-hal yang menguntungkan dan membahagiakannya
di dunia dan di akhirat ? Apakah dipakai untuk belajar,
untuk bertafakur atau tidak ? Atau kecerdasan itu, digunakan
untuk hal-hal yang merugikan dia, dan memikirkan hal-hal
yang tidak baik. Jadi masa muda masa yang sangat didambakan,
yang diangan-angankan oleh orang yang sudah tua. Sebuah
syair Arab mengatakan, "Duhai alangkah bahagianya aku,
sekiranya masa muda kembali lagi padaku, maka akan kuberi
tahu pada orang-orang tentang derita dan kesulitan masa
tua."
Orang yang
sudah tua senantiasa ingin muda kembali. Dia ingin berbuat
hal yang banyak, karena ketika sudah tua, dia tidak mampu
berbuat yang dia inginkan. Kita sekarang ini, alhamdulillah
masih muda. Kesempatan yang sangat berharga sekali ini,
harus kita lalui dengan kebaikan-kebaikan, mumpung kita
dalam kondisi yang masih prima dalam segala hal, fisik
dan kecerdasan. Itu pertanyaan kedua yang akan dipertanggung
jawabkan, dan kita dituntut untuk menjawab pertanyaan
tersebut. Ketiga, tentang nafkah, mai'syah, atau mata
pencahariannya. Dari mana dia memperoleh kekayaan dan
harta. Apakah dengan cara yang halal atau tidak ? Ketika
dia berusaha mencari uang dengan cara yang halal sesuai
dengan garis Islam, maka dia sangat beruntung sekali.
Dia telah memperoleh harta yang halal. Atau sebaliknya,
dia mencari harta dan bekerja dengan cara yang tidak sah,
sehingga dia memperoleh harta yang haram dan makan barang
yang haram. Sekarang ini, ada sebuah ungkapan yang sering
kita dengar, " Jangankan mencari rizki yang halal, yang
haram pun sulit ". Ungkapan ini muncul karena kekecewaan
yang dalam terhadap apa yang terjadi di sekitar lingkungan
kita dan karena keyakinan yang lemah terhadap janji Allah
Swt. Yang Maha Pengasih dan Adil. Orang yang sungguh-sungguh
berjuang dan berjihad di jalan Allah Swt, pasti diberi
peluang olehNya. Memang benar, sekarang ini kolusi, korupsi,
pencopetan, penipuan, pemalsuan dan lain sebagainya terjadi
di mana-mana. Tapi sekiranya mempunuai niat yang ikhlas
dan tawakal kepada Allah Swt. dalam mencari harta yang
halal, pasti Allah akan memberi peluang kepada kita.
Setelah seseorang
memperoleh harta dengan cara yang benar dan halal, lalu
harta itu digunakan untuk apa ?. Apakah setelah dia memperoleh
harta yang halal, dia gunakan untuk kepentingan pribadi
saja yang berlebih-lebihan, atau juga disamping untuk
kepentingan pribadi, dia membantu fakir-miskin yang membutuhkan
dan memerlukannya. Terkadang seseorang mendapatkan uang
yang halal berlimpah ruah, tetapi dia tidak mempunyai
kepedulian sosial sehingga enggan membantu orang-orang
yang membutuhkan bantuannya. Ada sebuah syair dari Al-
Imam Ali a.s., beliau berkata : "Anda sudah dikatakan
sebagai orang yang sakit, ketika anda tidur dengan perut
kenyang, sementara di sekitar anda terdapat perut-perut
yang merindukan makanan."
Boleh jadi
kita mendapatkan uang yang cukup sesuai dengan kebutuhan
kita. Kita tidak dilarang untuk menikmati harta kekayaan
yang Allah berikan kepada kita. Islam tidak melarang kita
untuk menikmati rizki Allah. Kita ,malah, diperintahkan
agar menikmati karunia Allah Swt., namun sekiranya ada
kelebihan maka berikanlah kepada orang lain. Sekarang
ini banyak orang yang kaya raya (konglomerat ). Mereka
serakah sekali. Mereka tidak cukup dengan kekayaan yang
dia miliki, dia berusaha terus membuka lapangan kerja,
sehingga harta kekayaannya menumpuk, yang tidak hanya
dinikmati oleh dia saja, tetapi juga dia berusaha agar
kekayaannya dapat dinikmati oleh tujuh turunannya. Dengan
demikian, mereka melupakan orang-orang yang digeser tanahnya,
orang-orang yang hidup di kolong jembatan, anak-anak kecil
yang berlari mengejar bis kota dengan pakaian compang-camping
untuk menjual koran dan majalah sehingga mengorbankan
pendidikannya. Mereka melupakan orang-orang tersebut.
Kemudian, yang terakhir adalah pertanyaan yang lebih penting
dari semua itu, yakni pertanyaan tentang kecintaan kita
terhadap Ahlul Bait a.s. Mengapa kecintaan kepada Ahlul
Bait dipertanyakan pada hari qiamat ?. Karena kecintaan
kepada mereka sebagai parameter keimanan dan kesetiaan
kepada Rasulullah Saww. Seorang muslim sudah bisa dipastikan
mencintai Rasulullah Saww, namun untuk membuktikan sejauh
mana kecintaannya itu benar dan sungguh-sungguh, maka
bukti itu dinyatakan dengan kecintaan kepada keluarganya.
AllahSwt.berfirman, " Katakanlah ( hai Muhammad )," Aku
tidak meminta dari kalian upah atasnya ( dakwah Islam
ini ) kecuali mencintai kepada keluargaku ".( QS. al Syura
: 23 ) Selain ayat ini, banyak ayat lain yang mewajibkan
kita untuk mencintai dan mengikuti Ahlul Bait a.s. dan
juga hadis-hadis dari Rasulullah Saww. Hal itu menunjukkan
pentingnya kedudukan mereka sebagai penerus dan pengganti
fungsi kenabian. Hadis-hadis tentang pentingnya kedudukan
mereka tertulis dalam berbagai kitab hadis, seperti, kitab
Shohih Bukhari, Shohih Muslim, Musnad Ahmad bin Hanbal
dan lain sebagainya.
Pertanyaan
tentang Ahlul Bait a.s. tentu berkisar pada masalah ketaatan
dan keikut sertaan manusia dengan mereka. Kenyataan sejarah
kaum muslimin menunjukkan bahwa banyak dari mereka yang
meninggalkan Ahlul Bait a.s., bahkan ada pula yang memusuhi
Ahlul Bait. Rasulullah Saww. berkali-kali mengingatkan
kaum muslimin tentang Ahlul Bait a.s. dengan mengatakan,
" Allah, Allah, ( hati-hati )terhadap keluargaku. Janganlah
kalian mendahului mereka atau menjauhi mereka, maka kalian
akan tersesat ".
Jadi cinta
kepada Ahlul Bait itu termasuk soal dan pertanyaan yang
akan Allah ajukan kepada kita semuanya. Oleh karena itu,
kita berusaha untuk meningkatkan kecintaan kita kepada
Ahlul Bait dan berusaha untuk berada di belakang mereka.
Kita berusaha agar seperti Salman Al-Farisi yang secara
batin dan lahir selalu mengikuti Ahlul Bait a.s.
Ada sebuah
cerita yang menarik untuk kita perhatikan. Ketika Imam
Ali a.s. hidup di Kufah, beliau selalu menjadi imam shalat
subuh di masjid Kufah. Dan Salman Al-Farisi selalu berdiri
di belakang Imam Ali a.s. Kemudian seorang sahabat beliau
iri hati ingin berdiri di belakang beliau. Untuk itu,
dia berusaha berangkat ke mesjid sedini mungkin agar dapat
sholat dibelakang Imam Ali a.s. Sesampainya di depan mesjid,
dia senang bahwa di mesjid hanya ada seorang saja, dan
itu pasti Imam Ali a.s. Karena waktu itu, teras mesjid
masih berupa tanah sehingga pijakan orang yang jalan akan
meninggalkan bekas.
Maka dengan
senang hati dia masuk ke masjid dengan harapan besar dapat
sholat di belakang Imam Ali a.s. Tetapi, ternyata Salman
al Farisi sudah berada di belakang Imam Ali a.s.?. Lalu
orang itu menanyakan tentang dari mana Salman masuk ke
mesjid. Salman menjawab bahwa dia datang dengan cara melangkahkan
kakinya di atas bekas telapak kaki Imam Ali a.s., karena
dia yakin bahwa bekas telapak kaki Imam Ali a.s. pasti
diridhoi Allah Swt.
Sampai sejauh
itulah Salman mengikuti Ahlul Bait. Oleh karena itu, Rasulullah
Saww. pernah bersabda, " Salman minna Ahlal Bait ".( Salman
termasuk dari kami, Ahlul bait ). Hal itu, karena kecintaan
dan ketaatan beliau kepada Rasulullah Saww. dan Ahlul
Baitnya a.s. Kita selama ini baru mengenal Ahlul Bait
a.s. sebatas sejarah mereka saja, tetapi selain itu kita
mungkin belum mengenal siapa mereka sebenarnya dan bagaimana
kedudukan mereka di sisi Allah Swt. serta fungsi mereka
di alam semesta ini. Mari kita berusaha sedikit demi sedikit
agar lebih jauh dapat mengenal mereka, dengan harapan
agar kita diakui sebagai orang yang cinta kepada mereka,
insya Allah.
Ini hanya
sebagai bahan renungan, bahan resapan yang perlu kita
resapi pada malam yang penuh berkah ini. Dengan harapan
semoga kita terus mencintai dan berusaha mengikuti jejak
mereka Ahlul Bait a.s. []
___________
Ditranskrip
oleh Donny Somadijaya, SH., pada acara doa Kumail di YPI
Al-Jawad Bandung
|
|