Pidato Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei pada Hari Ghadir Khoum di Masyhad 18 Dzulhijjah 1420 H/25 Maret 2000 M

lipat.gif (3101 bytes)


Berkenaan dengan hari raya Ghadir Khum yang didalam riwayat-riwayat kita disebut dengan ied akbar, saya ucapkan selamat kepada segenap umat Syiah dunia, kepada bangsa Iran yang mulia, kepada hadirin sekalian yang terhormat, dan kepada segenap orang mengakui tingginya kedudukan makrifat-makrifat Ilahi yang murni.

Pada hari-hari pertama tahun ini, terdapat beberapa hari bahagia untuk masyarakat secara umum yaitu hari raya Norouz yang sebelumnya adalah Idul Adha, dan sekarang ialah hari raya Ghadir Khoum. Dalam suasana penuh vitalitas, suka cita dan di sisi makam suci Hazrat Abul Hasan Imam Ali bin Musa Arridha A.S ini masalah pertama yang ingin saya kemukakan di depan para hadirin saudara dan saudari sekalian ialah menyangkut masalah AlGhadir sendiri.

Al-Ghadir adalah masalah keislaman dan bukan masalah kesyiahan saja. Dalam sejarah Islam disebutkan bahwa suatu hari Rasulullah mengutarakan suatu pernyataan dan beliau aktualisasikan. Pernyataan dan aktualisasi ini memiliki pelajaran dan makna dari berbagai aspeknya. Kita tidak bisa mengatakan bahwa AlGhadir dan hadits AlGhadir hanya digunakan oleh kaum Syiah sedangkan umat Islam lainnya tidak memanfaatkan kandungan ucapan mulia Rasul yang kaya muatan dan tidak dikhususkan untuk masa tertentu ini. Hanya saja, karena dalam kasus Ghadir Khoum ini terdapat pengangkatan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib A.S, maka umat Syiah lebih menaruh perhatian kepada hari dan hadits ini. Tetapi, kandungan hadits AlGhadir tidak hanya menyangkut masalah pengangkatan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah, melainkan juga mengandung muatan-muatan lain yang bisa digunakan oleh umat Islam lainnya.

Mengenai prinsip terjadinya peristiwa AlGhadir, sudah sepatutnya semua orang yang berminat kepada masalah-masalah sejarah Islam mengetahui bahwa masalah Ghadir Khoum adalah satu masalah yang diakui dan tidak diragukan kebenarannya. Bukan hanya orang Syiah yang meriwayatkannya. Para ahli hadits Sunni maupun Syiah, baik pada periode terdahulu maupun periode pertengahan dan setelahnya, telah meriwayatkan peristiwa yang terjadi dalam perjalanan Haji Wada’ Rasul di Ghadir Khoum. Rombongan besar umat Islam yang turut menunaikan haji bersama Rasul dalam perjalanan ini sebagian ada yang di depan. Rasul mengirim para kurir kepada mereka yang ada di depan supaya kembali ke belakang dan berhenti agar mereka yang berada di barisan belakang tiba di tempat.

Rapat akbar pun terjadi. Sebagian orang mengatakan jumlahnya 90 ribu, sebagian lagi mengatakan 100 ribu, ada pula yang mengatakan 120 ribu. Di saat cuaca panas, masyarakat Jazirah Arab yang sebagian besar adalah penghuni gurun sahara dan desa-desa yang terbiasa dengan cuaca panas bahkan ada yang tidak tahan dengan panas cuaca saat itu. Mereka berdiri di atas tanah yang panas menyala. Mereka meletakkan pakaian aba’ah di bawah kaki supaya tahan panas. Hal ini juga disebutkan dalam riwayat-riwayat Ahlussunah.

Dalam situasi seperti ini, Rasululllah SAWW menampilkan Amirul Mukminin di depan mata orang-orang kemudian berkata:

"Barang siapa menjadikan aku sebagai pemimpinya, maka Ali-lah pemimpinnya. Ya Allah tolonglah orang yang menolongnya, dan musuhilah orang yang memusuhinya."

Kata-kata ini tentunya juga beliau utarakan sebelum dan sesudahnya. Tetapi masalahnya yang terpenting ialah bahwa di sini beliau mengutarakan secara resmi dan tegas masalah wilayat (kepemimpinan), yakni masalah pemerintahan Islam serta menunjuk Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib sebagai figur pilihan. Seperti yang tentu pernah Anda dengar dan pernah pula saya utarakan, saudara-saudara kita dari kalangan Ahlussunah juga meriwayatkannya dalam puluhan kitab-kitab muktabar mereka, dan bukan dalam satu atau dua kitab saja. Riwayat-riwayat ini sudah dihimpun oleh Almarhum AlAllamah AlAmini. Selain beliau, juga banyak para penulis yang mencatatnya dalam jumlah kitab yang besar. Atas dasar ini, pertama-tama hari ini adalah hari wilayat (kepemimpin), dan kedua adalah hari kepemimpinan Ali bin Abi Thalib.

Dalam kalimat yang diucapkan Rasul ini, apakah makna wilayat? Secara ringkas, maknanya ialah bahwa Islam tidak terbatas hanya pada solat, puasa, zakat, dan amal-amal ibadah individual. Islam juga memiliki sistem politik dan pemerintahan yang berlandaskan ketentuan-ketentuan yang sudah dipertimbangkan. Dalam terminologi Islam, pemerintahan Islam ialah wilayat. Dalam bentuk bagaimanakah wilayat itu? Wilayat ialah suatu pemerintahan di mana sosok yang berkuasa memiliki ikatan-ikatan cinta, batin, pemikiran dan akidah dengan segenap lapisan masyarakat. Makna wilayat bukanlah pemerintahan yang dipaksakan, pemerintahan yang disertai kudeta, pemerintahan yang penguasanya tidak menerima akidah rakyatnya, tidak mementingkan pikiran-pikiran dan sensibilitas rakyatnya, dan bahkan pemerintahan yang sudah umum ditengah masyarakat –sebagaimana pemerintahan-pemerintahan yang ada di dunia sekarang ini- dimana penguasanya menikmati berbagai fasilitas khusus dan perl! akuan istimewa serta terdapat zona khusus untuknya guna mendapatkan kenikmatan-kenikmatan duniawi.

Wilayat adalah pemerintahan yang didalamnya terdapat ikatan-ikatan pemikiran, akidah, kasih sayang, kemanusiaan, dan cinta antara penguasa dan rakyat. Pemerintahan dimana rakyat bersambung dan bergabung dengan penguasa, menaruh simpati kepadanya, dan penguasanya pun menganggap sumber seluruh sistem politik beserta tugas-tugasnya ini adalah dari Allah, serta memandang dirinya sebagai hamba dan abdi Allah. Dalam wilayat tidak ada aroganisme. Pemerintahan yang diperkenalkan oleh Islam lebih merakyat daripada demokrasi-demokrasi yang popular di dunia. Pemerintahan ini memiliki ikatan dengan pikiran, perasaan, akidah dan berbagai kebutuhan pemikiran rakyat. Pemerintahan adalah untuk melayani masyarakat.

Secara materi, pemerintahan tidak boleh dipandang sebagai santapan untuk diri penguasa dan komponen pemerintahan. Bermegah-megahan bukanlah wilayat. Bukanlah sosok pemimpin orang yang berada di pucuk pemerintahan Islam kemudian mengincar materi demi kekuasaan, demi dirinya, demi kedudukan yang sudah dan akan dicapainya. Dalam pemerintahan Islam sosok wali amr yaitu orang yang diserahi urusan mengelola sistem politik secara hukum sederajat dengan orang lain. Dia memang berhak untuk melaksanakan berbagai pekerjaan besar untuk rakyat, negara, Islam dan umat Islam, namun dia sendiri juga berada di bawah hukum.

Sejak hari pertama hingga sekarang, khususnya setelah berdirinya pemerintahan Republik Islam, terdapat orang-orang yang menyelewengkan makna wilayat. Wilayat diperkenalkan sebagai sesuatu yang bukan apa adanya. Mereka katakan makna wilayat ialah bahwa rakyat itu terlarang dan memerlukan ketua dan pemimpin. Orang-orang yang punya nama secara tegas menulis sedemikian ini di dalam buku-buku dan artikel-artikel mereka. Ini adalah dusta belaka dan merupakan fitnah kepada Islam dan wilayat.

Dalam AlGhadir, masalah wilayat diutarakan Rasul sebagai satu masalah resmi, dan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ditunjuk sebagai substansinya. Tentu saja terdapat banyak rincian dalam masalah ini, dan Andapun mengetahuinya. Dan kalau masih ada orang yang tidak mengetahui rincian itu, khususnya para pemuda, maka hendaknya merujuk kepada berbagai tulisan dan kitab argumentatif dan ilmiah. Dalam hal ini berbagai kitab sudah ditulis dan bermanfaat.

Dalam permulaan tahun ini saya sudah mengemukakan seruan persatuan nasional dan keamanan nasional. Mengenai dua seruan ini, saya berminat untuk menjelaskan dua materi ringkas kepada hadirin yang mulia serta kepada segenap masyarakat Iran. Masalah Ghadir Khoum bisa dijadikan sebagai sumber persatuan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Almarhum Ayatullah Syahid Mutahari dalam artikelnya yang berjudul ‘Ghadir Khoum dan Persatuan Islam’. Beliau menyebut kitab AlGhadir yang membicarakan berbagai persoalan menyangkut peristiwa Ghadir Khoum sebagai salah satu poros persatuan Islam. Dan ini memang benar.

Kelihatannya mungkin aneh, tetapi inimerupakan kenyataan. Masalah AlGhadir, selain aspek dimana Syiah menerimanya sebagai keyakinam, yaitu penobatan Amirul Mukminin oleh Rasul sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits AlGhadir, juga mengemukakan masalah wilayat yang merupakan masalah lintas Sunnah dan Syiah. Jika sekarang ini umat Islam dunia dan bangsa-bangsa di negara-negara Islam meneriakkan seruan wilayat Islami, niscaya sebagian besar jalan keluar tidak akan hilang, berbagai kebuntuan umat Islam akan terbuka dan berbagai dilematika dunia Islam akan segera teratasi.

Masalah pemerintahan, sistem, dam otoritas politik adalah salah satu masalah yang tersulit untuk berbagai negara. Sebagian negara terbentur kepada despotisme dan diktatorial, kepada pemerintahan yang korup, kepada pemerintahan yang rentan, dan kepada pemerintahan boneka. Jika pemerintahan Islam sesuai maknanya yang hakiki, yakni wilayat, ditampilkan sebagai satu syiar untuk umat Islam, maka kelemahan akan terobati, begitu pula masalah ekonomi, masalah status sebagai negara boneka, dan masalah diktatorial. Atas dasar ini, bendera wilayat adalah satu bendera Islami.

Kepada segenap saudara-saudara dari kalangan Syiah dan Sunni di negara kita ini –untuk sementara ini sengaja saya kemukakan batasan geografis-, saya menghimbau supaya masalah AlGhadir ditinjau dengan kacamata ini, serta menaruh perhatian kepada bagian dari hadits dan masalah AlGhadir ini. Saudara-saudara kita dari kalangan Ahlussunah hendaknya juga merayakan hari raya AlGhadir, hari raya wilayat, sebagaimana kami. Hari ini adalah merupakan asal kelahiran masalah wilayat, karena itu hari ini sangatlah penting, sebagaimana pentingnya wilayat Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib yang disepakati bersama oleh kita dan saudara-saudara kita dari kalangan Sunni.

Baik pada masa pasca kemenangan revolusi maupun pada masa pra revolusi, saya selalu meyakini bahwa Syiah dan Sunnah sudah seharusnya menyingkirkan pertikaian lamanya dalam pergaulan mereka sehari-hari. Konfrontasi dan perdebatan harus disingkirkan lalu merekatkan berbagai persamaan mereka. Ini sendiri juga merupakan salah satu dari berbagai kesamaan itu. Sampai sekarang saya masih meyakini hal ini.

Dewasa ini, banyak sekali upaya untuk menciptakan ikhtilaf antara Syiah dan Sunnah. Namun orang-orang yang berpikir dan pandai menganalisis tentunya mengetahui keuntungan dan manfaat yang bisa diperoleh kaum mustakbirin dari upaya ini. Tujuan mereka ialah menceraikan Iran dari himpunan negara-negara Islam. Revolusi Islam hanya terbatas pada teritorial Iran. Mereka menciptakan kondisi supaya Iran mendapat tekanan dari negara-negara Islam lainnya, serta mencegah bangsa-bangsa lain mengambil pelajaran dari bangsa Iran. Kita harus benar-benar melawannya. Siapapun, baik dari lingkungan Sunnah maupun Syiah, yang membantu terjalinnya solidaritas dan komunikasi yang baik dan bersahabat antara Syiah dan Sunnah, maka ia telah melakukan pekerjaan yang menguntungkan revolusi, Islam dan cita-cita umat Islam. Dan siapapun yang berusaha menciptakan perpecahan, maka ia telah bergerak kepada arah yang berlawanan.

Saya mendapat informasi jelas bahwa sekarang sebagian negara Islam yang tidak ingin saya sebutkan namanya menaruh dan menggunakan uang dari kotak-kotak dana yang berkaitan dengan tujuan dan kehendak pihak-pihak asing, khususnya untuk menulis buku-buku yang mendiskreditkan Syiah, akidah Syiah, dan sejarah Syiah yang kemudian dipublikasikan ke Dunia Islam. Apakah mereka itu memang bersimpati kepada Ahlussunnah? Tidak. Mereka tidak menghendaki Syiah, tidak pula Sunnah. Mereka tidak bersahabat dengan Syiah maupun Sunnah. Namun, karena di Iran sekarang ini pemerintahan dan bendera Islam ada di tangan kelompok Syiah dan karena mereka memandang segenap komitmen rakyat Iran tertumpu pada Syiah, maka segala bentuk permusuhan mereka kepada revolusi tertumpu kepada revolusi Islam. Mereka berusaha memberantas Syiah agar pemerintahan politik Islam dan bendera kehormatan ini tidak menjalar ke tempat-tempat lain dan menarik simpati kaum muda di negara-negara lain.! Jangan sampai ada orang yang membantu pengkhianatan para musuh ini. Siapapun, baik di negara kita, di lembaga-lembaga Islam, di kalangan Syiah maupun diantara saudara-saudara kita dari kalangan Ahlussunah di negara kita, jangan sampai ada yang melakukan tindakan yang membantu ambisi kaum mustakbirin untuk menciptakan kebencian dan permusuhan.

Dengan pernyataan ini, tentu saja kami tidak bermaksud mengatakan supaya orang Syiah menjadi Sunni, atau orang Sunni menjadi Syiah, juga bukan supaya orang Syiah dan Sunni tidak lagi melakukan kegiatan ilmiah sesuai dengan kemampuannya untuk memperkuat akidah mereka. Kegiatan ilmiah kebetulan baik sekali. Sama sekali tidak ada masalah. Silahkan mereka menulis buku-buku ilmiah dan dalam lingkungan ilmiah, bukan dalam lingkungan non-ilmiah, apalagi dengan nada yang tercela dan keras. Dengan demikian, jika seseorang bisa membuktikan logikanya, maka kita tidak boleh mencegah kegiatannya. Namun, jika seseorang menghendaki perpecahan dengan kata-kata, tindakan dan berbagai macam cara, maka kita menganggapnya sebagai melayani musuh. Orang-orang Sunni harus waspada, begitu pula orang-orang Syiah. Persatuan nasional yang kami katakan tadi juga meliputi masalah ini.

Perlu juga saya ungkapkan di sini bahwa dewasa ini terdapat orang-orang yang memperlakukan persatuan nasional bukan sebagai semboyan-semboyan agamis, melainkan mencemarinya dengan slogan-slogan politik belaka. Kami sudah menasehati mereka dan sekarang pun kami juga menghimbau supaya persatuan bangsa yang besar dan bersatu ini jangan sampai goyah. Memisahkan bangsa yang besar ini satu dengan yang lain adalah tindakan melayani musuh bangsa ini. Jika bangsa yang besar dan matang ini memelihara persatuan nasional di negeri ini, niscaya akan tercipta peluang untuk persatuan bangsa-bangsa lain. Jika umat Islam yang berjumlah sekitar satu setengah milyar ini bersatu dalam berbagai persoalan prinsipal mereka, maka bisa Anda lihat betapa besarnya kekuatan yang akan tercipta di dunia ini. Namun, jika persatuan nasional ternyata retak, maka bicara soal persatuan Dunia Islam adalah omongan yang fiktif dan mengundang tawa semua orang. Sebagian orang menginginkan! supaya ini terjadi.

Bagaimanakah persatuan nasional bisa dipenuhi? Salah satu hal yang bisa menjamin persatuan nasional ialah bahwa orang-orang yang kata-katanya punya pengaruh di tengah masyarakat, atau para pejabat dan figur-figur agamawan dan rohaniwan hendaknya tidak memberikan pernyataan yang mengotori perasaan sekelompok masyarakat kepada kelompok-kelompok lain. Mereka jangan sampai membangkitkan fitnah. Membangkitkan fitnah dan membuat masyarakat saling curiga adalah salah satu bahan program para musuh terhadap bangsa ini. Radio-radio asing dan pusat-pusat pemberitaan ini mungkin bisa dikatakan bahwa separoh dari pernyataan-pernyataan mereka sudah direkayasa supaya satu kelompok masyarakat tertentu berburuk sangka kepada kelompok yang lain. Mereka duduk dan merancang pernyataan sedemikian rupa agar punya pengaruh.

Orang-orang yang bekerja dengan lisan dan pena pertama-tama harus waspada agar apa yang mereka nyatakan jangan sampai menciptakan prasangka buruk, jangan sampai menjadikan masyarakat saling berburuk sangka dan pessimis kepada pemerintah, karena hal ini juga merupakan satu bentuk tindakan membangkitkan fitnah dan perbuatan dosa lain. Sebagian orang sangat berkepentingan dengan pembuatan isu, membikin-bikin berita, mendistorsi berita, dan boleh jadi asal usul beritanya benar, namun berita ini dikemukakan sedemikian rupa agar materinya yang tidak sesuai dengan kenyataan bisa ditanamkan pada persepsi lawan bicaranya, agar hati rakyat, para pemuda, para pembaca dan pendengarnya berburuk sangka kepada para pejabat pemerintah, dan supaya orang-orang mengalami keragu-raguan.

Apa untungnya perbuatan ini? Perbuatan ini tidak mendatangkan hasil apapun kecuali menghambat laju perkembangan bangsa dan negara, membuat pemerintah ragu-ragu dalam bekerja, membuat rakyat frustasi kepada masa depan, dan merampas kekuatan optimisme yang besar dari tangan rakyat. orang berusaha menciptakan prasangka buruk orang-orang lain kepada pemerintahan secara keseluruhan atau kepada sebagian pejabat pemerintah. Padahal, kalau memang ada pernyataan yang benar, maka pernyataan ini bisa menghasilkan pengaruh yang jauh lebih baik jika disalurkan melalui jalur tertentu kepada pejabat atau kepada pejabat yang ada di atasnya. Ketika suatu peristiwa terjadi, kasus teror terjadi, kejahatan terjadi di suatu tempat, terdengarlah pernyataan yang sedemikian menyimpang, menimbulkan kecurigaan, dan membangkitkan keheranan para pembaca pernyataan orang-orang yang sama sekali tidak memiliki tanggungjawab. Coba lihat, betapa mereka yang memberitakan tentang fakt! a-fakta yang ada itu ternyata sangat jauh atau memang sengaja menjauhi fakta. Ini semua adalah masalah-masalah yang merusak persatuan nasional. Atas dasar ini, persatuan nasional adalah salah satu aspirasi yang paling mendasar dari sebuah bangsa.

Sebuah bangsa akan maju jika bersatu dalam memasuki gelanggang ekonomi dan terjadi peperangan. Dengan persatuan nasional wibawa bangsa akan lebih terpelihara. Di bawah naungan persatuan suatu bangsa akan berhasil meraih segala cita-cita besarnya. Perselisihan, perpecahan, hati yang saling tercerai, membenturkan berbagai kelompok dan tokoh tidak akan bisa memberikan pengabdian. Dengan demikian, ini merupakan satu prinsip yang mudah-mudahan bisa dijaga oleh kita semua. Ini adalah harapan kami kepada para pejabat yang berurusan dengan opini khalayak umum.

Materi kedua ialah materi keamanan nasional. Keamanan nasional sangatlah penting. Keamanan nasional tentunya mencakup keamanan dalam dan luar negeri. Keamanan luar negeri ialah menyangkut keamanan negara yang terancam dari arah kekuatan-kekuataan di luar perbatasan, atau tentara militer yang menyerang perbatasan suatu negara seperti beberapa perang yang pernah terjadi, atau berupa serangan politik dan propaganda terhadap sebuah negara yang adakalanya menimbulkan kekacauan dan kerusuhan. Hal ini berulang kali terjadi di pelbagai negara sehingga menimbulkan berbagai kesulitan. Keamanan dalam negeri merupakan upaya dalam skala besar yangmana jika segenap pejabat terkait bekerja dengan mengerahkan segenap kemampuannya akan sanggup menjamin aspirasi besar ini. Maka dari itu, keamanan bukanlah masalah kecil.

Seperti yang pernah saya katakan pada awal tahun, jika keamanan tidak ada, maka aktivitas ekonomi juga tidak akan ada, keadilan sosial tidak akan ada, pengetahuan dan kemajuan ilmu pengetahuan tidak akan terjadi, semua sektor sebuah negara secara bertahap akan porak poranda. Dengan demikian, keamanan merupakan tonggak dan fondasi.

Dalam masalah keamanan tentu ada contoh-contoh yang tidak begitu krusial, seperti ketidak amanan yang dialami oleh segenap masyarakat dalam kehidupan sehari-harinya, atau pernah didengarnya dari orang-orang lain. Ini adalah sesuatu yang kalau toh penting, namun tidak terlalu mengancam. Contohnya ialah pencurian, walaupun aparat keamanan tetap harus mencegahnya. Pencurian adalah masalah yang tentu harus dicegah dengan serius oleh aparat kepolisian. Sejumlah orang mengacaukan keamanan rumah tangga orang lain demi tujuannya yang terselubung dan hina. Ini merupakan satu contoh untuk ketidak amanan, namun ini bukanlah contoh utama. Ini merupakan ketidak amanan dari orang-orang yang cuek, jahat dan hina yang tentunya menimbulkan dampak buruk dan mengganggu keamanan lingkungan. Ini juga merupakan ketidak amanan.

Di kanan kiri kita terdapat laporan-laporan yang tentunya sebagian dari Anda sudah pernah melihat atau mendengarnya. Orang-orang yang tidak komitmen kepada UU dan ketentuan adalah orang-orang jahat yang menciptakan ketidak amanan di berbagai tempat dan di majalah-majalah terhadap bangsa serta kehormatan dan wibawa masyarakat. Aparat kepolisian dan badan legislatif bertanggujawab menindaklanjuti kekejian dan kebrutalan para pengacau keamanan lingkungan dan urusan masyarakat, supaya mereka yang menjadikan titik kelemahan yang ada sebagai batu loncatan itu jangan sampai berpikir bahwa mereka berhak melakukan segala kesalahan dan perbuatan-perbuatan menyimpang. Mereka harus tahu bahwa mengacaukan kemanan lingkungan hidup masyarakat hukumannya bukan hanya meringkuk di dalam tahanan dalam waktu singkat. Islam memberikan hukuman yang lebih berat untuk para pengacau keamanan dan mereka yang menakut-nakuti masyarakat.

Jika hukum Ilahi diterapkan kepada mereka dan para pencuri, khususnya mereka yang menjadikan pekerjaan ini sebagai profesi, tentu hukum ini akan punya pengaruh besar. Tak usah mereka memperhatikan sebagian apa yang dianggap tabu di dunia serta berbagai gelombang propaganda, tetapi coba lihat apa itu hukum Allah? Hukum Allah menentukan segala sesuatu pada tempatnya dan sesuai dengan kadarnya. Kekacauan di bidang ekonomi juga merupakan bagian dari ketidak amanan. Mereka mengacaukan lingkungan ekonomi. Jika ada orang yang memiliki modal kecil, maka mereka menghancurkan modal-modal kecil dan fasilitas rakyat dengan tindakan-tindakan ilegal dan kelicikan. Mereka merampasnya demi keuntungan mereka sendiri. Selagi ada kesempatan, mereka tidak bosan melakukan penyalahgunaan-penyalahgunaan pribadi. Mereka mengacaukan lingkungan ekonomi.

Coba Anda perhatikan, jika kondisi ekonomi dalam sebuah negara sakit, maka salah satu penyakitnya ialah adanya celah-celah pelarian dari hukum yang bisa dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu untuk memenuhi kantong-kantong mereka. Mereka merebut fasilitas masyarakat dan pemerintah demi interes dan kedudukan mereka.

Masalah yang lebih krusial ialah ketidak amanan sosial yang pada hakikatnya ketidak amanan nasional banyak berkaitan dengan masalah ini. Mereka mengacaukan keamanan lingkungan kerja, lingkungan ilmu, lingkungan mahasiswa. Sebelumnya pernah saya singgung bahwa seorang pejabat AS sebulan lalu menyatakan di Iran bakal terjadi kekacauan. Ini juga merupakan ketidak amanan. Mereka mempunyai berbagai program. Karena itu, segenap komponen masyarakat harus waspada. Orang-orang yang banyak mendapat gelombang konspirasi mereka juga harus waspada.

Sejak awal revolusi hingga sekarang, musuh sudah berkali-kali berusaha mengacaukan lingkungan kerja. Mereka berusaha menciptakan aksi mogok agar tenaga kerja berhenti melakukan kegiatan konstruktif di dalam negeri. Kendati sampai sekarang tidak pernah bisa, mereka tetap merancangnya. Mereka juga mengacaukan keamanan di dalam berbagai universitas. Mereka sudah mencobanya dalam satu dua kasus, tetapi mahasiswa sendiri telah menampar mulut musuh. Namun, boleh jadi musuh pernah berhasil di tempat-tempat tertentu. Upaya mereka ialah menghentikan aktivitas, kegiatan dan usaha di dalam kelas dan membuat para dosen dan mahasiswa menganggur, dengan cara menyulut ketegangan dan kerusuhan atas nama semboyan, unjuk rasa dsb.

Semua orang mengetahui bahwa para mahasiswa kita memiliki potensi yang cemerlang. Di tengah kegiatan para mahasiswa, kita melihat hal-hal yang memang benar-benar membangkitkan harapan dan sinyalemen cerahnya masa depan. Salah satu pekerjaan musuh ialah menciptakan ketidak amanan di lingkungan universitas. Yakni mereka melakukan tindakan untuk mempersulit dan memustahilkan kegiatan belajar, sekolah, mengajar dan kegiatan di laboratorium, atau mereka berusaha merusak keamanan kota sebagaimana yang pernah terjadi di Teheran pada tanggal 12 dan 13 Juli 1999, dimana jiwa para pemuda, anak kecil, para wanita, para pejalan kaki dan orang-orang yang berada di balik jendela rumahnya terancam bahaya. Mengapa? Karena sebagian orang lebih mementingkan aksi turun ke jalan-jalan dan menciptakan kerusuhan dengan melancarkan gerakan kekerasan dan pembangkangan. Mereka membakari kendaraan bermotor atau memecahkan kaca-kaca.

Kemudian mereka membuat-buat alasan. Tetapi alasan manakah yang membolehkan sekelompok orang menciptakan kerusuhan di sebuah negara yang merupakan rumah mereka sendiri -ini bukan rumah orang asing-? Di saat peristiwa seperti ini terjadi, petugas keamanan, pasukan militer, dan pasukan sukarelawan tentu tidak akan diam berpangku tangan. Siapakah yang harus waspada di depan kseperti ini? Jawabannya tak lain ialah masyarakat sendiri, para pemuda sendiri, para aparat sendiri, para mahasiswa sendiri dan lingkungan-lingkungan yang menjadi sasaran aksi makar ini sendiri. Haruslah diperhatikan, kalau mereka melihat seseorang tampil ke depan untuk mengompori situasi, maka orang itu harus ditangkap. Ketahuilah, mulut musuhlah yang sedang berkoar, suara musuhlah yang keluar dari kerongkongan orang ini.

Sebagaimana di setiap tempat para musuh selalu mencari-cari sesuatu, di dalam setiap kasus pun mereka menemukan hal-hal seperti ini. Setelah segenap masyarakat waspada, tanggungjawab keamanan ada di tangan instansi-instansi terkait, yaitu kementerian inteljen, kementerian dalam negeri, aparat kepolisian, badan yudikatif dsb. Inilah harapan rakyat yang paling besar kepada aparat pemerintah, dan ini juga merupakan permintaan saya yang paling utama kepada instansi-instansi terkait. Semuanya harus waspada dan mengawasi. Semuanya harus menunjukkan sikap waspada terhadap berbagai kasus. Kita tidak boleh membiarkan musuh melakukan apa saja yang mereka kehendaki.

Dalam masalah keamanan dalam negeri ini, adakalanya berkaitan dengan pihak di luar negeri, seperti halnya tindakan mengompori. Lihatlah, beberapa hari lalu seorang menteri AS menyampaikan pidato. Setelah hampir setengah abad, orang-orang AS baru mengakui bahwa merekalah yang menggerakkan kudeta 28 Mordad (1953). Mereka baru mengakui telah menyokong pemerintahan Pahlevi yang penindas, diktator, dan korup. Hampir 47 tahun setelah kudeta 28 Mordad, baru sekarang mereka mengakui hal ini. Kemudian mereka juga mengakui telah menyokong Saddam Husain dalam memerangi Iran.

Menurut Anda, bagaimanakah perasaan bangsa Iran yang teraniaya ini depan sikap dan pengakuan-pengakuan tersebut? Perang delapan tahun telah dipaksakan Rezim Irak terhadap kita. Berbagai kota dibom bardir, sumber-sumber kehidupan musnah, para pemuda berguguran sebagai syahid, trilyunan aset nasional musnah, berbagai kesempatan lenyap, sebuah kejahatan besar dalam sejarah terjadi. Sejak saat itu sudah berkali-kali kami tegaskan bahwa AS membantu Saddam Husain. Dalam berbagai pidato pada hari-hari peperangan berulang kali kami menegaskan masalah ini. Tetapi mereka memungkirinya dan mengatakan tidak berpihak. Kini, 12 tahun setelah perang usai, Menlu AS dalam pidatonya yang transparan di sebuah lembaga pusat secara resmi mengakui telah membantu Saddam Husain.

Sekarang, apa gunanya pengakuan-pengakuan kalian itu untuk kita. 25 tahun Muhammad Reza Pahlevi yang tiran, penindas dan bejat telah menjadikan musuh bangsa ini berkuasa. Sekarang kalian mengakui dan mengatakan: "Ya, kitalah yang melakukan perbuatan itu?" Apa gunanya untuk masa sekarang ini?! Seseorang memukul, membunuh anak dan kesayangan orang lain lalu begitu saja mengatakan saya minta maaf. Apalagi mereka juga tidak menyatakan permohonan maaf. Mereka hanya menyatakan pengakuan. Kalian (AS) telah menggerakkan kudeta 28 Mordad. Setelah itu, kalian memasung negara ini ke dalam kezaliman dan kebejatan. Sekarang kalian baru mengatakan: "Memang, kamilah yang melakukannya." Apa gunanya pengakuan kalian sehubungan dengan masa itu untuk masa kami sekarang ini?!

Saya katakan sekarang, boleh jadi 20 atau 25 tahun mendatang seorang menteri AS lainnya tampil dan mengatakan pengakuannya: "Memang, pada satu waktu –yaitu masa sekarang ini- kami telah melakukan konspirasi anti Iran. Kami telah melancarkan gerakan ini, kami telah melakukan perbuatan menyimpang ini, kami telah membekali musuh-musuh Iran sedemikian rupa, kami telah mengorganisasikan para pembangkang pemerintah Iran, dan seterusnya"

Setelah sekian tahun berbuat kejahatan, dan sekarang pun kalian masih melakukan tindakan-tindakan serupa dengan tindakan pada masa-masa itu, lantas untuk apa pengakuan kalian itu untuk bangsa Iran?! Dalam pernyataan kalian, ada dua kalimat yang kalian katakan, yaitu bahwa Iran memiliki bangsa yang besar dan memiliki kebudayaan yang tua. Apakah ini cukup untuk menghapus semua pengkhianatan, permusuhan dan pembunuhan hak bangsa ini?! Apakah kalian sedang mengecohkan bocah kecil?! Bangsa ini sendiri jauh labih mengetahui bahwa bangsa Iran adalah bangsa yang tua dan memiliki warisan-warisan budaya yang bernilai. Sebelum kalian, kami sendiri tahu bahwa letak geografis kami sangatlah penting dan strategis. Namun, apakah baru sekarang masalah ini membuat kalian bersusah payah dan apakah baru sekarang kalian mengetahuinya?! Inilah perangai orang-orang yang hanya ingin memperlakukan sebuah bangsa dengan sikap tirani dan otoriter.

Keaiban besar AS yang merupakan malapetaka besar bagi umat manusia sekarang ini ialah sikapnya yang tirani dan mempraktikkan posisi antara tuan dan rakyat jelata dalam memperlakukan bangsa-bangsa dan masyarakat dunia. Kepada OPEC bersikap tirani. Kepada bangsa-bangsa dan politik suatu negara juga demikian. Untuk apa bersikap tirani? Apakah demi aspirasi? Tidak, sikap tirani itu hanya untuk interesnya sendiri. Mereka (AS) hanya menghendaki pelayan yang menjamin kepentingan-kepentingannya. Bisa jadi, karena berbagai alasan, suatu negara dan bangsa bersedia berada di bawah sikap tirani ini. Namun, (lain lagi) jika ada suatu bangsa seperti Iran dimana pemerintahnya tidak berhutang kepada kalian, tangan mereka tidak berada di bawah pisau kalian, tidak punya kelemahan di depan kalian, tidak melakukan perbuatan yang membuat mereka takut kepada ekspos kalian, dan memiliki hubungan dengan rakyat. Bangsa Iran juga merupakan bangsa yang telah menjajaki kehor! matan dan Islam serta keteguhan kepada akidah dan kehidupan yang disertai dengan keyakinan yang mendalam dan merdeka. Apakah berdosa jika bangsa yang sedemikian ini tidak bersedia tunduk di bawah tirani kalian ? Dengan cara dan instrumen apakah kalian akan menaklukkannya jika bangsa ini tidak bersedia menerima tirani dan mengatakan, kami menolak prinsip tirani dan kesewenang-wenangan kalian? Bagaimana mungkin kalian bisa melakukannya?!

Kekuatan-kekuatan adi daya bersikeras untuk mengesankan bahwa apa saja yang mereka kehendaki di dunia bisa mereka lakukan. Di berbagai tempat hal ini memang terjadi, tetapi mengapa terjadi? Sebabnya ialah para pemimpin negara di situ berposisi sebagai boneka dan lemah.

Pemerintahan Islam dan rakyat Iran dengan keteguhannya selama 20 tahun dan kemajuan yang dicapainya kendati adi daya AS menentang habis-habisan bangsa Iran dan tujuan-tujuannya telah membuktikan bahwa AS dan ada daya lain atau konsolidasi semua adi daya tidak akan bisa berbuat tidak senonoh di depan suatu bangsa yang sadar, pemberani serta mengetahui dan membela hak-haknya.

Saya katakan pula, pemerintah AS yang sekarang mengaku 25 tahun membela kediktatoran, sampai sekarang masih tetap membela kediktatoran.tersebut, namun dengan cara propaganda dan gangguan. Sekarang mereka (Rezim Pahlevi) sudah tiada. Mereka sudah pergi menuju jahannam. Yang ada hanya sampah-sampah mereka di AS yang bernaung di bawah dukungan pemerintah AS. Para antek dan orang-orang bayaran mereka di pelosok dunia manapun, termasuk yang ada di sudut-sudut negara kita ini, selalu didukung oleh AS.

Sekarang seorang menteri AS tersebut dalam pidatonya juga masih mempromosikan Rezim Syah dengan kebohongan. Dikatakannya bahwa Rezim Syah memang diktator, namun telah memajukan ekonomi Iran. Ini merupakan kebohongan terbesar dan menggelikan yang telah diucapkan oleh seorang menteri luar negeri AS dalam situasi sekarang. Benarkah mereka telah memajukan ekonomi Iran?! Tentang ini, ketahuilah, khususnya para pemuda, bahwa orang-orang yang mengalami masa itu telah merasakan fakta-fakta yang ada dari dekat bahwa Iran pada masa itu Rezim Pahlevi telah melakukan pengkhianatan terbesar kepada ekonomi Iran, baik dari aspek taraf ekonomi pada masa itu maupun dari aspek fondasi-fondasi ekonomi yang dampaknya masih terasa hingga tahun-tahun setelahnya. Iran dijadikan sebagai gudang produk-produk impor dari Barat yang tak ada nilai dan faedahnya. Sarana-sarana yang tak laku, barang-barang lebihan dan tak diperlukan dibeli dengan harga yang tinggi.

Pertanian negara yang pernah meswasembada penuh dihancurkan secara total oleh Rezim Pahlevi sehingga keadaan masih tetap tak berubah sampai bertahun-tahun. Pertanian kita masih belum pulih seperti sediakala. Sebabnya ialah arus urbanisasi yang terjadi dengan dorongan dari mereka. Masalah ini tentu tidak bisa dicegah dengan mudah. Mereka telah membuat bangsa ini bergantung kepada negara asing dalam sektor pertanian. Ketika itu Iran membeli gandum dari AS, sedangkan lumbung-lumbung gandum dibuat oleh orang-orang Rusia. Jadi, bukan hanya dari sisi gandum Iran bergantung kepada luar, tetapi juga dari sisi penyimpanannya. Ketika itu mereka merusak desa-desa. Industri negara yang saat itu mengalami kemajuan dihentikan. Kemajuan yang seharusnya terjadi dalam industri demi mencegah barang-barang impor akhirnya tidak terjadi. Industri yang sangat aktif di negara ini dicegah Industri yang digalakkan hanyalah industri yang memiliki ketergantungan yang s! ama besarnya dengan produk-produk yang dihasilkannya, atau bahkan lebih.

Kegiatan ilmu pengetahuan mereka hentikan. Mereka bicara tentang universitas dan mahasiswa, tetapi dalam praktik kegiatan ilmiah di universitas-universitas Iran sangat minim. Orang-orang yang pikirannya aktif dan memiliki potensi yang cemerlang ingin bekerja seandainya di dalam negeri tidak ditindas, tetapi mereka terpaksa pergi dan bekerja di luar negeri karena di sini tidak bisa.

Perusahaan-perusahaan asing mendominasi sebagian besar sumber-sumber ekonomi negara. Mereka memusnahkan sebagian besar sumber-sumber minyak dengan cuma-cuma. Sekarangpun harga minyak tentunya juga murah. Uang yang kini diperoleh para produsen minyak pada hakikatnya bisa dikatakan bahwa mereka hanya menerima sepersepuluh dari uang yang seharusnya mereka dapati. Saya katakan pula sekarang bahwa uang yang didapati negara-negara importir minyak sebagai pajak jumlahnya lebih banyak dari keuntungan yang diperoleh negara-negara eksportir minyak. Sampai sekarang masih demikian. Namun saat itu tidak bisa dibandingkan dengan sekarang.

Selama sekian tahun hingga tahun 50-an, harga minyak perbarel di bawah satu US dolar . Lalu, karena orang-orang Eropa dan AS ingin menjual produk-produknya kepada mereka (para produsen minyak) dengan harga mahal, sedangkan mereka tidak punya uang, maka Eropa dan AS mendongkrak harga minyak sesuai keinginannya sendiri hingga mencapai angka 8 sampai 9 US dolar, supaya mereka bisa mendapatkan uang dan membeli produk-produk tersebut.

Pada zaman Rezim Syah, uang-uang Iran dalam jumlah yang besar ditransfer ke dalam rekening-rekening milik AS. Sebagai imbalannya, AS memberi dan menjual berbagai suku cadang pesawat dan barang-barang keperluan lainnya. Jadi, masalah produksi sendiri tidak dibicarakan. Ekonomi Iran saat itu adalah ekonomi yang terburuk untuk rakyat Iran. Dan ini tentunya sangat baik untuk para penjarah dan orang-orang AS. Kini masa sudah berlalu sekian tahun, dan para analis dan ekonom tentu tahu, dan bukan rahasia lagi untuk para ahli saat itu bahwa Rezim Syah telah mendatangkan bencana untuk ekonomi Iran.

Rezim ini dikatakan telah memajukan ekonomi Iran. Mengapa baru sekarang hal ini diutarakan?! Sebabnya ialah supaya para pemuda Iran sekarang yang terkadang mengalami kesulitan akibat kondisi ekonomi yang ada beranggapan bahwa pada masa rezim lama ekonomi Iran lebih baik. Trik dengan maksud seperti ini diutarakan oleh politisi itu dengan sangat polos. Niatnya ialah menyatakan dan menyebarkan persepsi bahwa ekonomi Iran pada masa lalu adalah ekonomi yang berkembang. Padahal masa itu adalah masa yang paling buruk untuk lapisan rakyat miskin, dan masa yang paling buruk dari sisi perampasan dan penjarahan sumber-sumber alam di Iran oleh pihak-pihak asing, terutama AS.

Maksud musuh dari luar negeri ini ialah menciptakan ketidak-amanan, perselisihan, keragu-raguan dan guncangan. Bukannya tanpa alasan jika sekarang rakyat dan pemerintah Iran memandang AS sebagai musuh. Mereka (AS) mengatakan, "Mari kita robohkan dinding ketidak percayaan." Ini dikatakan oleh Menlu AS di sana. Di sini pun sebagian penulis langsung memohon kepada Allah (agar ini terjadi). Mereka inilah yang sebagian kemungkinan besar berafiliasi dengan lembaga-lembaga (AS) tersebut dan mendapat dukungan dari sana. Mereka langsung menindak-lanjuti masalah ini.

Masalahnya bukanlah ada atau tidak adanya kepercayaan. Masalahnya ialah bangsa Iran melihat masa lalunya. Sejak awal revolusi, bangsa Iran segera melihat AS sebagai musuh. Sejak awal-awal revolusi sampai sekarang, AS masih terlihat memusuhi bangsa Iran, kepentingan nasional bangsa Iran dan pemerintahan yang diminati bangsa Iran. Hanya saja, sebagian dari aksi permusuhan ini dibantah oleh AS, tetapi sebagian lain diakuinya. Mereka mengakui bantuannya kepada Saddam. Bisa dipastikan, dalam waktu relatif dekat, AS juga akan mengakui dengan cara apa mereka menyerahkan bom-bom kimia kepada pemerintah Irak. Kami punya para korban-korban luka senjata kimia. Kita memiliki orang-orang yang cacat akibat persitiwa ini. Kami telah melihat semua bahaya ini. Apapun yang dilihat bangsa Iran, masalah-masalah seperti ini akan terlihat.

Dewasa ini pun, berbagai sarana propaganda mereka digunakan untuk menyudutkan Iran. Begitu juga fasilitas politiknya. Mereka mengesahkan dana untuk memusuhi keamanan. Sepak terjang politik luar negeri mereka selalu merongrong Iran. Bangsa Iran melihat ada musuh yang sedang berdiri di sana. Atas dasar ini, persepsi bangsa kami tentang AS bukanlah tidak adanya kepercayaan kepada AS, melainkan memandangnya sebagai musuh.

Mereka katakan siap berunding dengan pemerintah Iran. Ini merupakan sebentuk langkah-langkah pendahuluan untuk menambah permusuhan. Ini adalah tipuan. Sebagian orang mengatakan kita harus pergi untuk berunding dengan AS agar permusuhan ini bisa dienyahkan. Tetapi, tidak. Permusuhan dengan AS tidak akan teratasi dengan perundingan. AS hanya memburu kepentingannya sendiri di Iran. Jika di sini terdapat pemerintahan boneka seperti Rezim Syah, AS akan menghantam bangsa Iran seperti pada saat itu. Jika pemerintahan Iran independen, maka AS akan melakukan aksi permusuhan seperti sekarang. Jika kita lakukan perbandingan, akan kita lihat bahwa bahaya orang yang merdeka di depan AS jauh lebih kecil ketimbang bahaya tunduk kepada tekanan-tekanan AS.

Persepsi bangsa Iran ialah mengandalkan spirit keberanian dan pengorbanannya di depan konspirasi dan penipuan, di depan ketidak amanan, dan permusuhan. Bangsa Iran mengandalkan kekuatan dirinya, kekuatan akalnya, manajemen dan intelektualitas pemerintahnya serta kepada keberanian dan keteguhannya. Bangsa Iran percaya bahwa suatu saat mereka akan bisa membuat segenap musuhnya, termasuk AS, menyesali aksi permusuhan kepada mereka, sebagaimana yang terjadi pada sebagian musuh yang tadinya memang musuh tetapi kemudian tampil menjadi pihak mediator secara normal.

Ya Rabbi, dengan berkat Nabi Muhammad dan keluarganya, turunkanlah anugerah-Mu dari detik ke detik kepada bangsa ini. Menangkanlah bangsa ini dalam meniti jalan untuk menggapai cita-cita besar yang telah mereka gariskan. Ya Rabbi, binasakan dan jungkirkanlah musuh bangsa ini. Berkat Nabi Muhammad dan keluarganya, tunjukkanlah kekuatan hakiki dan gaib-Mu terhadap orang-orang yang melancarkan aksi makar terhadap bangsa ini.

Ya Rabbi, terimalah pembelaan dengan segenap jiwa dan raga bangsa ini atas citra, kemerdekaan, agama dan pribadinya sebagai salah satu perjuangan untuk mendekatkan diri kepada-Mu. Ya Rabbi, jagalah kaum muda kami dan jadikanlah hati mereka yang cemerlang itu semakin banyak mengenal-Mu. Ya Rabbi, singkirkanlah sesegera mungkin berbagai kesulitan yang dialami bangsa ini. Tolonglah orang-orang yang mengabdi kepada bangsa ini. Hadapkan kepada amarah dan murka-Mu orang-orang yang mengkhianati bangsa ini. Ceriakanlah hati AlMahdi Sahibuzzaman atas kami. Gembirakanlah arwah suci Imam Khomaini atas kami. Gembirakan dan puaskanlah arwah suci para syuhada atas kami.

Wassalamualaikum. Wr.Wb.

_______________
* Diterjemahkan oleh Moh. Moesa (salah satu penyiar di IRIB [islamic republic of iran broadcasting] Teheran.


index pidato rahbar